Pejabat AS Sebut Iran Dapat Buat Fisil untuk Satu Bom Nuklir dalam 12 Hari
Ilustrasi bendera Iran. (Wikimedia Commons/Tijl Vercaemer)

Bagikan:

JAKARTA - Iran dapat membuat fisil yang cukup untuk satu bom nuklir dalam waktu sekitar 12 hari, kata seorang pejabat tinggi Departemen Pertahanan AS pada Hari Selasa, lebih cepat dari perkiraan satu tahun yang dibutuhkan saat kesepakatan nuklir Iran 2015 berlaku.

Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Colin Kahl menyampaikan hal tersebut, dalam sidang dengar pendapat di Dewan Perwakilan Rakyat AS ketika didesak oleh anggota parlemen dari Partai Republik, mengapa Pemerintahan Presiden Joe Biden berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan bernama resmi Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) tersebut.

"Karena kemajuan nuklir Iran sejak kami meninggalkan JCPOA sangat luar biasa. Pada tahun 2018, ketika pemerintahan sebelumnya memutuskan untuk meninggalkan JCPOA, Iran membutuhkan waktu sekitar 12 bulan untuk memproduksi bahan fisil senilai satu bom. Sekarang hanya membutuhkan waktu sekitar 12 hari," kata Kahl kepada anggota parlemen, melansir Reuters 1 Maret.

"Jadi, saya pikir masih ada pandangan bahwa jika Anda dapat menyelesaikan masalah ini secara diplomatis dan membatasi program nuklir mereka, itu lebih baik daripada opsi lainnya. Namun saat ini, JCPOA berada di atas es," tambah Kahl.

Para pejabat AS telah berulang kali memperkirakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan Iran untuk mendapatkan bahan fisil untuk satu bom jika mereka memutuskan untuk melakukannya, dalam hitungan minggu, namun tidak sespesifik yang dikatakan Kahl.

Meskipun para pejabat AS mengatakan Iran telah semakin dekat untuk memproduksi bahan fisil, mereka tidak percaya Iran telah menguasai teknologi untuk benar-benar membuat bom.

Di bawah kesepakatan 2015, yang kemudian ditinggalkan oleh Presiden AS Donald Trump pada tahun 2018, Iran telah membatasi program nuklirnya sebagai imbalan atas keringanan sanksi ekonomi dari kekuatan dunia.

Trump kemudian memberlakukan kembali sanksi AS terhadap Iran, membuat Teheran melanjutkan pekerjaan nuklir yang sebelumnya dilarang dan menghidupkan kembali kekhawatiran AS, Eropa dan Israel akan kemungkinan Teheran membuat bom atom. Sementara, Iran membantah ambisi untuk memiliki senjata sejenis.