Pembicaraan Nuklir Iran Dilanjutkan, Teheran Fokus pada Pengurangan Sanksi
Fasilitas nuklir Iran di Natanz. (WIkimedia Commons/Hamed Saber)

Bagikan:

JAKARTA - Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS) tentang penyelamatan Kesepakatan Nuklir 2015 dilanjutkan pada Hari Senin, dengan Teheran berfokus pada satu sisi dari kesepakatan awal, mencabut sanksi terhadapnya, meskipun sedikit kemajuan dalam mengekang kegiatan atomnya.

Pembicaraan putaran ketujuh, yang pertama di bawah Presiden baru Iran Ebrahim Raisi, berakhir 10 hari lalu setelah menambahkan beberapa tuntutan baru Iran ke sebuah teks kerja.

Sementara, kekuatan Barat mengatakan kemajuan terlalu lambat dan negosiator memiliki 'minggu bukan bulan' tersisa, sebelum kesepakatan 2015 menjadi tidak berarti.

Sedikit yang tersisa dari kesepakatan itu, yang mencabut sanksi terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan aktivitas atomnya. Presiden Donald Trump saat itu menarik Washington keluar darinya pada 2018, memberlakukan kembali sanksi AS, dan Iran kemudian melanggar banyak pembatasan nuklir kesepakatan dan terus mendorong jauh melampaui mereka.

"Jika kita bekerja keras dalam beberapa hari dan minggu ke depan, kita seharusnya mendapatkan hasil yang positif. Ini akan sangat sulit, akan sangat sulit. Keputusan politik yang sulit harus diambil baik di Teheran maupun di Washington," koordinator pembicaraan, utusan Uni Eropa Enrique Mora, mengatakan pada konferensi pers, mengutip Reuters 28 Desember.

Dia berbicara tak lama setelah pertemuan pihak-pihak yang tersisa dalam kesepakatan, Iran, Rusia, Cina, Prancis, Inggris, Jerman dan Uni Eropa, secara resmi memulai putaran pada Senin malam.

"Ada rasa urgensi di semua delegasi bahwa negosiasi ini harus diselesaikan dalam jangka waktu yang relatif masuk akal. Sekali lagi, saya tidak akan membatasi tetapi kita berbicara tentang berminggu-minggu, bukan berbulan-bulan," lanjut Mora.

Iran menolak untuk bertemu langsung dengan pejabat AS, yang berarti pihak lain harus menjembatani komunikasi kedua belah pihak. Amerika Serikat telah berulang kali menyatakan frustrasi pada format ini, dengan mengatakan itu memperlambat proses, dan para pejabat Barat masih mencurigai Iran hanya bermain-main dengan waktu.

Kesepakatan 2015 memperpanjang waktu yang dibutuhkan Iran untuk mendapatkan bahan fisil yang cukup untuk sebuah bom nuklir, jika mau, menjadi setidaknya satu tahun dari sekitar dua hingga tiga bulan.

Sebagian besar ahli mengatakan bahwa waktu sekarang kurang dari sebelum kesepakatan, meskipun Iran mengatakan hanya ingin menguasai teknologi nuklir untuk keperluan sipil.

"Isu terpenting bagi kami adalah untuk mencapai titik di mana, pertama, minyak Iran dapat dijual dengan mudah dan tanpa hambatan," tulis media Iran mengutip Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian.

Mora, bagaimanapun, mengatakan pencabutan sanksi dan pembatasan nuklir Iran akan dibahas.

Diketahui, Iran menegaskan semua sanksi AS harus dicabut sebelum langkah diambil di sisi nuklir, sementara negosiator Barat mengatakan langkah nuklir dan sanksi harus seimbang.

Sanksi AS telah memangkas ekspor minyak Iran, sumber pendapatan utamanya. Teheran tidak mengungkapkan data, tetapi penilaian berdasarkan pengiriman dan sumber lain menunjukkan penurunan dari sekitar 2,8 juta barel per hari (bph) pada 2018 menjadi serendah 200.000 bph. Satu survei menempatkan ekspor pada 600.000 bph pada bulan Juni.

Mora mengatakan, dia memutuskan untuk mengadakan kembali pembicaraan selama banyak liburan pejabat antara Natal dan Tahun Baru agar tidak kehilangan waktu, tetapi dia menambahkan bahwa pembicaraan akan berhenti selama tiga hari pada Jumat, 'karena fasilitas tidak akan tersedia', merujuk ke hotel mewah yang menyelenggarakan sebagian besar pertemuan.

Untuk diketahui, ketika putaran ketujuh selesai, menggabungkan beberapa tuntutan Iran, negosiator dari Perancis, Inggris dan Jerman mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Ini hanya membawa kita kembali lebih dekat ke tempat pembicaraan berdiri pada bulan Juni. Kami dengan cepat mencapai ujung jalan untuk negosiasi ini," sebut mereka.