JAKARTA - Iran menegaskan pada Hari Senin, penghapusan sanksi AS adalah garis merah Teheran dalam pembicaraan dengan kekuatan dunia di Wina, Austraia, dalam upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Ini disampaikan seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam keterangan kepada wartawan, menyebut pembicaraan tersebut akan dilanjutkan pada Hari Selasa esok.
Pada Hari Jumat, Amerika Serikat memulihkan keringanan sanksi yang memungkinkan kerja sama nuklir internasional dengan Iran, pada proyek-proyek yang dirancang untuk mempersulit situs nuklir Iran digunakan untuk mengembangkan senjata, meskipun seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan itu bukan sinyal Washington berada di ambang untuk mencapai kesepakatan.
"Masalah penghapusan sanksi dan Iran mendapat manfaat darinya adalah garis merah Iran dalam pembicaraan," kata Saeed Khatibzadeh, mengutip Reuters 7 Februari.
"Washington telah memutuskan untuk mengambil langkah yang tidak berdampak pada situasi ekonomi Iran. Pemerintah (AS) yang bertanggung jawab harus kembali ke kesepakatan dan memenuhi kewajibannya," tegasnya.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Hari Minggu menggambarkan langkah AS sebagai 'baik tetapi tidak cukup'.
Iran, yang menyangkal pernah mencari bom nuklir, secara bertahap telah melanggar batas nuklir pakta nuklir sebagai reaksi terhadap AS saat itu. Penarikan 2018 Presiden Donald Trump dari pakta antara Teheran dan enam kekuatan dan penerapan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Teheran dan Washington telah mengadakan delapan putaran pembicaraan tidak langsung sejak April di Wina yang bertujuan untuk mengembalikan kesepakatan, di mana Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi internasional yang telah menekan ekspor minyaknya.
Pembicaraan berhenti pada 28 Januari saat para perunding top kembali ke ibu kota masing-masing untuk berkonsultasi. Utusan Khusus AS untuk Iran Robert Malley pada hari Minggu mengatakan dia akan segera kembali ke Wina, bersikeras pakta itu masih bisa dihidupkan kembali.
Khatibzadeh mengatakan, pemimpin perunding nuklir Iran Ali Bagheri Kani akan kembali ke Wina pada Selasa besok, ketika pembicaraan akan dilanjutkan.