Sekjen NATO Bakal Gelar Pertemuan Rusia - Dewan NATO pada 12 Januari
Sekjen NATO Jens Stoltenberg. (Wikimedia Commons/Mueller MSC)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah memutuskan untuk mengadakan pertemuan Dewan NATO-Rusia (NRC) pada 12 Januari, Anadolu Agency menyatakan pada Hari Minggu, mengutip sebuah sumber di aliansi tersebut.

Sumber tersebut mencatat, NATO sedang dalam pembicaraan dengan Rusia mengenai masalah ini. Sebelumnya, layanan pers NATO mengatakan pada 12-13 Januari, Brussels akan menjadi tuan rumah pertemuan Komite Militer NATO di tingkat Kepala Pertahanan negara-negara anggota.

Pada Hari Selasa, Stoltenberg menyatakan NATO menawarkan Moskow untuk mengadakan pertemuan Dewan NATO-Rusia pada awal 2022, guna membahas perkembangan di Ukraina.

Selain itu, dia menekankan NATO tidak akan pernah berkompromi pada hak Ukraina untuk memilih jalannya sendiri, serta mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi serta hak negara-negara NATO untuk membela sekutu mereka.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengkonfirmasi pada Hari Jumat Moskow menerima tawaran dari Brussel terkait dengan pertemuan Dewan Rusia-NATO, seperti dilansir dari TASS

Diplomat itu juga menegaskan kembali kesiapan Rusia untuk dialog langsung mengenai proposal perlindungan keamanan, yang mencegah NATO dari kemajuan ke arah timur dan menyebarkan senjata di dekat perbatasan Rusia.

Melansir Reuters, Amerika Serikat dan Ukraina mengatakan Rusia mungkin sedang mempersiapkan invasi ke bekas tetangga Sovietnya. Rusia menyangkal itu dan mengatakan bahwa hubungan Ukraina yang berkembang dengan NATO yang telah menyebabkan kebuntuan meningkat. Ini telah membandingkannya dengan krisis rudal Kuba tahun 1962, ketika dunia berada di ambang perang nuklir.

Adapun Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan, beberapa proposal keamanan Rusia jelas tidak dapat diterima, tetapi Washington akan menanggapi dengan ide-ide yang lebih konkret mengenai format pembicaraan apa pun.

Amerika Serikat, Uni Eropa dan Kelompok Tujuh (G7) telah memperingatkan Putin bahwa dia akan menghadapi "konsekuensi besar" termasuk sanksi ekonomi yang keras jika terjadi agresi baru Rusia.

Tuntutan Kremlin mengandung unsur-unsur seperti veto Rusia yang efektif atas keanggotaan NATO di masa depan untuk Ukraina, yang telah dikesampingkan oleh Barat.

Lainnya akan menyiratkan penghapusan senjata nuklir AS dari Eropa dan penarikan batalyon multinasional NATO dari Polandia dan dari negara-negara Baltik Estonia, Latvia dan Lithuania yang pernah berada di Uni Soviet.

Untuk diketahui, pada 17 Desember, Kementerian Luar Negeri Rusia merilis rancangan perjanjian tentang jaminan keamanan yang mengikat secara hukum di pihak AS dan NATO. Dokumen perjanjian itu diserahkan kepada Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia Karen Donfried pada 15 Desember.

Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin menggarisbawahi selama konferensi pers tahunannya pekan lalu, Moskow memandang reaksi positif AS terhadap proposal jaminan keamanan.

Pemimpin Rusia itu menyebutkan Washington siap memulai pembicaraan pada awal 2022 di Jenewa. Selanjutnya, Sekretaris Jenderal NATO sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa aliansi tersebut akan dengan hati-hati meninjau proposal Moskow.