Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah undang-undang yang bertujuan untuk mendorong kepatuhan terhadap aturan-aturan sastra dan bahasa Rusia, membatasi penggunaan kata-kata asing, menurut salinan undang-undang yang diterbitkan pada Hari Selasa.

Undang-undang tersebut menetapkan bahwa, jika bahasa Rusia digunakan sebagai bahasa nasional, "norma-norma bahasa sastra Rusia kontemporer harus diikuti," seperti aturan-aturan yang tercatat dalam kamus, buku referensi, dan buku-buku tata bahasa, mengutip TASS 1 Maret.

Nantinya, sebuah komisi pemerintah akan menyusun prosedur untuk menyusun dan mengesahkan daftar kamus, mengeluarkan persyaratan untuk menyusun dan frekuensi penerbitan kamus, yang kemudian akan disetujui oleh kabinet.

Sebelumnya, menggunakan kata dan frasa yang tidak sesuai dengan norma-norma sastra kontemporer bahasa Rusia, termasuk kata-kata kotor, merupakan pelanggaran hukum.

Pengecualian akan dibuat, seperti sebelumnya, untuk kata-kata asing yang tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Rusia. Daftar kata-kata ini akan dipublikasikan dalam kamus dan buku referensi.

Mengutip Reuters, dengan aturan terbaru, para pejabat pemerintah Rusia akan dilarang menggunakan sebagian besar kata-kata asing ketika menjalankan tugas mereka, menurut undang-undang yang telah diamandemen.

Sejak meluncurkan invasi ke Ukraina setahun yang lalu, Presiden Putin mengatakan ia ingin melindungi Rusia dari apa Barat yang dituduh berusaha menghancurkan negara tersebut.

Amandemen undang-undang tahun 2005 dirancang untuk melindungi dan mendukung status bahasa Rusia, menurut teks yang diunggah di situs web pemerintah.

Kendati demikian, amandemen tersebut tidak menyebutkan hukuman apa pun bagi mereka yang tidak mematuhi undang-undang yang telah diperbarui.