Bagikan:

JAKARTA - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menepis kabar adanya tentara Korea Utara di Rusia, mengatakan dengan mempertimbangkan karakter sekutunya Presiden Vladimir Putin, Ia percaya Moskow tidak akan melibatkan tentara negara lain dalam operasi khusus di Ukraina.

Dalam wawancara yang disiarkan Hari Rabu, Presiden Lukashenko mengatakan, pengerahan pasukan asing dalam konflik Ukraina pasti akan menyebabkan eskalasi, melansir Reuters 24 Oktober.

Komentar itu muncul ketika Amerika Serikat mengatakan untuk pertama kalinya, mereka telah melihat bukti pasukan Korea Utara di Rusia, sementara anggota parlemen Korea Selatan mengatakan sekitar 3.000 tentara telah dikirim.

Dalam wawancara terpisah dengan BBC dan televisi pemerintah Rusia, Presiden Lukashenko juga mengatakan, setiap penggunaan senjata nuklir Rusia yang sekarang dikerahkan di Belarus akan memerlukan persetujuan pribadinya.

Presiden Lukashenko menepis anggapan Korea Utara telah mengirim pasukan untuk dikerahkan bersama pasukan Rusia dalam perang yang telah berlangsung lebih dari dua setengah tahun di Ukraina.

"Omong kosong," kata Presiden Lukashenko kepada BBC di sela-sela pertemuan puncak kelompok negara-negara BRICS.

"Mengetahui karakternya, Putin tidak akan pernah mencoba membujuk negara lain untuk melibatkan tentaranya dalam operasi khusus Rusia di Ukraina," lanjutnya.

Mengerahkan pasukan asing, katanya, "akan menjadi langkah menuju eskalasi konflik jika angkatan bersenjata negara mana pun, bahkan Belarus, berada di garis kontak."

Dan itu akan mendorong sekutu Ukraina untuk menunjuk keterlibatan asing "sehingga pasukan NATO akan dikerahkan ke Ukraina."

Presiden Lukashenko mengatakan kepada BBC, Presiden Putin "tidak akan pernah menggunakan senjata yang ditempatkan di Belarus tanpa persetujuan Presiden Belarus".

Dia mengatakan dia "sepenuhnya siap" untuk menggunakannya, "kalau tidak, mengapa memiliki senjata ini? Tetapi hanya jika sepatu bot seorang tentara (asing) melangkah ke Belarus. Kami tidak memiliki rencana untuk menyerang siapa pun."