Sebut Rusia Tidak Dapat Menangi Perang Nuklir, NATO Peringatkan Penggunaan Senjata Kimia: Mengubah Konflik dan Berdampak Luas
Ilustrasi NATO. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperingatkan Rusia tidak dapat memenangkan perang nuklir jika terjadi, menggaris bawahi penggunaan senjata kimia di Ukraina akan berdampak luas.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam keterangan pers di Brussels, Belgia memperingatkan, perang Rusia di Ukraina meluncur ke dalam konfrontasi nuklir antara Moskow dan Barat.

"Rusia harus menghentikan retorika nuklir berbahaya yang tidak bertanggung jawab ini," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers, dilansir dari Reuters 24 Maret.

"Tapi, jangan ada keraguan tentang kesiapan kita untuk melindungi dan membela sekutu dari ancaman apa pun kapan saja," tegasnya.

"Rusia harus memahami bahwa mereka tidak akan pernah bisa memenangkan perang nuklir," tandas Stoltenberg.

Dalam kesempatan tersebut, Stoltenberg kembali memperingatkan NATO siap memberikan dukungan bagi Ukraina, namun pada saat yang sama NATO tidak terlibat langsung dengan konflik.

"NATO bukan bagian dari konflik. Memberikan dukungan ke Ukraina tetapi bukan bagian dari konflik. NATO tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina. Sangat penting untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dan kami meningkatkannya. Tetapi, pada saat yang sama juga sangat penting untuk mencegah konflik ini menjadi perang penuh antara NATO dan Rusia," paparnya.

Lebih jauh Stoltenberg mengatakan, selain senjata nuklir, setiap penggunaan senjata kimia dalam perang Rusia di Ukraina akan memiliki konsekuensi yang luas.

"Setiap penggunaan senjata kimia akan benar-benar mengubah sifat konflik, itu akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan akan memiliki konsekuensi yang luas," tukas Stoltenberg.

Diberitakan sebelumnya, Rusia sudah menepis tudingan kemungkinan penggunaan senjata nuklir. Kebijakan keamanan Rusia menyatakan akan menggunakan senjata nuklir, jika keberadaannya terancam, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada CNN.

Peskov membuat komentar dalam sebuah wawancara berbahasa Inggris ketika ditanya apakah dia yakin Presiden Vladimir Putin tidak akan menggunakan senjata nuklir.

"Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri dan bersifat publik, Anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir. Jadi, jika itu adalah ancaman eksistensial bagi negara kami, maka itu (arsenal nuklir) dapat digunakan sesuai dengan konsep kami," ujarnya.

Diketahui, Presiden Vladimir Putin bulan lalu memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi. Sejalan dengan perintah tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari, pasukan rudal nuklirnya dan armada Utara dan Pasifik telah ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan, kantor berita Interfax melaporkan.