Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia pada Hari Senin mengumumkan, pihaknya akan menggelar latihan militer yang meliputi penggunaan senjata nuklir taktis, sebagai respons atas pernyataan provokatif pejabat Barat pekan lalu.

Pihak kementerian mengungkapkan, latihan tersebut diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin, untuk menguji kesiapan kekuatan nuklir non-strategis Rusia melakukan misi tempur.

"Selama latihan tersebut, serangkaian tindakan akan dilakukan untuk mempraktikkan masalah persiapan dan penggunaan senjata nuklir non-strategis," kata Kementerian Pertahanan, melansir Reuters 6 Mei.

Latihan militer tersebut akan mencakup latihan persiapan dan penempatan senjata nuklir non-strategis, kata kementerian pertahanan. Formasi rudal di Distrik Militer Selatan dan angkatan laut akan ambil bagian.

Lebih jauh pihak kementerian menjelaskan, latihan itu bertujuan untuk memastikan integritas dan kedaulatan teritorial Rusia "sebagai respons terhadap pernyataan provokatif dan ancaman pejabat Barat tertentu terhadap Federasi Rusia."

Pihak kementerian tidak menyebutkan nama para pejabat tersebut. Namun, Rusia diketahui telah berulang kali mengatakan, pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kemungkinan intervensi Prancis di Ukraina sangatlah berbahaya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan lalu mengulangi pernyataannya, Ia tidak mengecualikan pengiriman pasukan ke Ukraina, sementara Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan pasukan Kyiv akan dapat menggunakan senjata jarak jauh Inggris untuk menyerang sasaran di Rusia, dikutip dari AP.

rudal rusia
Uji coba peluncuran rudal balistik Topol Rusia. (Wikimedia Commons/mil.ru/Ministry of Defence of the Russian Federation)

Kremlin menyebut komentar tersebut berbahaya dan meningkatkan ketegangan antara Rusia dan NATO.

Ini adalah pertama kalinya Rusia secara terbuka mengumumkan latihan yang melibatkan senjata nuklir taktis, meskipun kekuatan nuklir strategisnya secara rutin mengadakan latihan.

Senjata nuklir taktis memiliki hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan hulu ledak besar yang dipersenjatai dengan rudal balistik antarbenua yang dimaksudkan untuk melenyapkan seluruh kota.

Senjata jenis ini mencakup bom udara, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan amunisi artileri dan dimaksudkan untuk digunakan di medan perang.

Diketahui, Rusia mengatakan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa mendorong dunia ke jurang konfrontasi antara kekuatan nuklir, lantaran mendukung Ukraina dengan senjata senilai puluhan miliar dolar dalam perjuangannya melawan pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Rusia sendiri telah berulang kali memperingatkan akan meningkatnya risiko nuklir sejak perang dimulai, peringatan yang menurut Negeri Paman Sam harus ditanggapi dengan serius meskipun para pejabat Washington mengatakan mereka tidak melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia.

Sementara itu, Presiden Putin telah menghadapi seruan di dalam negeri Rusia dari sejumlah kelompok garis keras untuk mengubah doktrin nuklir Rusia, yang menetapkan kondisi di mana Rusia akan menggunakan senjata nuklir, meskipun Pemimpin Rusia itu mengatakan tahun lalu, ia memandang tidak perlu mengubah doktrin tersebut.

Secara umum, doktrin tersebut mengatakan senjata semacam itu akan digunakan sebagai respons terhadap serangan yang menggunakan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya, atau penggunaan senjata konvensional terhadap Rusia "ketika keberadaan negara terancam".

Maret lalu, Presiden Putin memperingatkan negara-negara Barat, konflik langsung antara Rusia dan aliansi militer NATO pimpinan AS akan berarti planet ini selangkah lagi menuju Perang Dunia Ketiga. Meski, Ia mengatakan hampir tidak ada orang yang menginginkan skenario seperti itu.

Rusia dan Amerika Serikat sendiri sejauh ini merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 10.600 dari 12.100 hulu ledak nuklir yang ada di dunia. Di belakang keduanya ada Tiongkok yang memiliki persenjataan nuklir terbesar ketiga di dunia, diikuti oleh Prancis dan Inggris.