Bagikan:

JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Joe Biden, pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas telah memberikan pukulan telak terhadap upaya mewujudkan gencatan senjata konflik di Gaza.

Itu dilakukan saat Pemimpin Turki tersebut melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Amerika Serikat pada Hari Kamis guna membahas sejumlah hal, selain juga membahas situasi di regional.

"Pembunuhan yang dilakukan terhadap Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh telah memberikan pukulan berat bagi upaya gencatan senjata, dan Israel berusaha menyebarkan api di Gaza ke seluruh wilayah," kata Presiden Erdogan dalam cuitan di akun X Presiden Turki, seperti dikutip 2 Agustus.

"Presiden Edogan menggarisbawahi Pemerintahan Netanyahu telah menunjukkan di setiap langkah, mereka tidak bertujuan untuk gencatan senjata atau perdamaian, bahwa peristiwa di DPR AS telah menyebabkan kekecewaan yang mendalam di Turki dan dunia," cuitnya.

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam sebuah serangan di Teheran, usai menghadiri pelantikan presiden terpilih Masoud Pezeshkian pada Hari Selasa. Sebelumnya, ia menemui Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Pezeshkian dalam kesempatan terpisah sebelum pelantikan.

Panggilan telepon tersebut membahas hubungan bilateral Turki-AS, masalah Gaza, pertukaran tahanan yang telah terjadi di Turki serta perkembangan regional dan global. Presiden Erdogan mencatat bahwa Turki telah dan akan terus melakukan bagiannya agar hubungan Turki-AS dapat ditingkatkan di setiap bidang.

Terpisah, Presiden Erdogan mengumumkan hari berkabung nasional pada Hari Jumat ini (2 Agustus) atas wafatnya Haniyeh, untuk menunjukkan dukungan terhadap perjuangan Palestina.

"Saya mengenang Ismail Haniyeh dan semua martir Palestina dengan belas kasihan, dan saya menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina atas nama saya dan bangsa saya," cuitnya.

Sementara itu, sumber-sumber medis di Gaza pada Hari Kamis mengumumkan, sedikitnya 35 warga Palestina tewas dan 551 lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir akibat serangan Israel, dikutip dari WAFA.

Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi, itu menjadikan korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel 7 Oktober menjadi 39.480 jiwa sementara 91.128 lainnya luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.