JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Katz mengakui Israel berada di balik pembunuhan mendiang Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran pertengahan tahun ini, saat mengatakan Israel akan menghancurkan kekuatan seperti Hamas dan Hizbullah.
Pernyataan Menhan Katz menjadi yang pertama kalinya mengonfirmasi Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh yang meningkatkan ketegangan dengan Teheran.
"Saat ini, ketika organisasi teroris Houthi menembakkan rudal ke Israel, saya ingin menyampaikan pesan yang jelas kepada mereka di awal pernyataan saya: Kami telah mengalahkan Hamas, kami telah mengalahkan Hizbullah, kami telah membutakan sistem pertahanan Iran dan merusak sistem produksi, kami telah menggulingkan rezim Assad di Suriah, kami telah memberikan pukulan telak pada poros kejahatan, dan kami juga akan memberikan pukulan telak kepada organisasi teroris Houthi di Yaman, yang tetap menjadi yang terakhir bertahan," urai Menhan Katz, melansir Reuters 24 Desember.
Israel akan "merusak infrastruktur strategis mereka, dan kami akan memenggal kepala para pemimpin mereka – seperti yang kami lakukan terhadap Haniyeh, Sinwar, dan Nasrallah di Teheran, Gaza, dan Lebanon – kami akan melakukannya di Hodeidah dan Sana'a," ungkap Menhan Katz.
Diketahui, Houthi yang berbasis di Yaman melakukan serangan terhadap pengiriman komersial di Laut Merah selama lebih dari setahun terakhir untuk mencoba memberlakukan blokade laut terhadap Israel.
Kelompok tersebut mengatakan tindakannya sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dalam perang Israel selama setahun di Gaza.
Mendiang Ismail Haniyeh tewas di Teheran pada 31 Juli, usai mengikuti pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya, dengan Iran menyalahkan tindakan tersebut kepada Israel.
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung oleh Israel atas pembunuhan Haniyeh pada saat itu.
BACA JUGA:
Haniyeh, yang biasanya bermarkas di Qatar, menjadi wajah diplomasi internasional Hamas saat perang yang dipicu oleh serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober telah berkecamuk di Gaza.
Ia telah mengambil bagian dalam perundingan tidak langsung yang ditengahi secara internasional untuk mencapai gencatan senjata di daerah kantong Palestina tersebut.
Beberapa bulan setelahnya, pasukan Israel di Gaza membunuh Yahya Sinwar, penerus Haniyeh dan dalang serangan 7 Oktober 2023 yang memicu pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.