JAKARTA - Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar mengatakan tahun depan akan penuh tantangan bagi Israel, namun menyebut juga adanya peluang besar dengan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Itu disampaikan Menlu Sa'ar saat berbicara kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset (Parlemen Israel).
"Tahun depan, 2025, juga akan menjadi tahun yang penuh tantangan," katanya, melansir The Times of Israel 23 Desember.
"Tetapi juga tahun dengan peluang besar, dengan pemerintahan baru (Amerika Serikat) yang dipimpin oleh Presiden terpilih Donald Trump," lanjutnya.
Menlu Sa'ar mencatat, "ini tidak berarti bahwa akan ada kesepakatan tentang segala hal dan tidak akan ada lagi perdebatan, tetapi ini tentu saja memberi ruang untuk optimisme."
Menlu Sa'ar menambahkan, pertemuan Dewan Asosiasi dengan UE — yang merupakan pertemuan kedua sejak 2012 — akan berlangsung di Brussels, Belgi dalam dua bulan mendatang.
"Kami tentu berharap dapat membuka halaman baru dialog konstruktif dengan Uni Eropa," katanya.
Diketahui, Donald Trump yang berasal dari Partai Republik akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari mendatang, usai mengungguli pesaingnya Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat dalam Pilpres 5 November.
BACA JUGA:
Ini akan menjadi periode kedua Trump, setelah sebelumnya dia menjabat sebagai Presiden AS pada tahun 2017 hingga 2021 lalu.