JAKARTA - Militer Korea Selatan (Korsel) pada Hari Senin mendeteksi tanda-tanda Korea Utara (Korut) tengah bersiap mengirim lebih banyak pasukan dan senjata, termasuk pesawat nirawak (drone) bunuh diri ke Rusia untuk mendukung perangnya melawan Ukraina.
"Pesawat nirawak bunuh diri adalah salah satu tugas yang menjadi fokus Kim Jong-un," kata seorang pejabat Kepala Staf Gabungan (JCS) Seoul, menambahkan Pyonyang telah menyatakan niatnya untuk memberikannya kepada Rusia, melansir Reuters 23 Desember.
Korea Utara sebelumnya telah menyediakan peluncur roket ganda 240mm dan howitzer gerak sendiri 170mm, terlihat bersiap untuk memproduksi lebih banyak pesawat nirawak bunuh diri untuk dikirim ke Rusia setelah pemimpin Kim Jong-un memandu uji coba bulan lalu, menurut JCS.
Drone bunuh diri banyak digunakan dalam perang Ukraina. Sementara, Pemimpin Kim memerintahkan produksi massal senjata udara tersebut serta pembaruan teori dan pendidikan militer, dengan alasan meningkatnya persaingan global, menurut media pemerintah.
Sebelumnya, Seoul, Washington dan Kyiv mengatakan ada sekitar 12.000 tentara Korea Utara di Rusia.
Sedangkan JCS mengatakan sedikitnya 1.100 dari mereka telah tewas atau terluka, sejalan dengan pengarahan minggu lalu oleh badan mata-mata Korea Selatan yang melaporkan sekitar 100 orang tewas, serta 1.000 lainnya terluka di wilayah Kursk.
Hubungan militer Pyongyang yang semakin erat dengan Moskow dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi Seoul, karena negara itu memodernisasi pasukan konvensionalnya yang dianggap lebih rendah dari Korea Selatan, dan memperoleh pengalaman tempur, kata pejabat itu.
Di sepanjang perbatasan Korea yang dijaga ketat, Korea Utara telah mengirim hingga 10.000 tentara untuk mengubah daerah itu menjadi gurun, memasang penghalang dan kawat berduri dalam beberapa minggu terakhir, meskipun jumlahnya turun menjadi beberapa ratus selama akhir pekan, kata JCS.
JCS merilis foto-foto yang katanya menunjukkan sekelompok tentara Korea Utara menguji pagar kawat berlistrik menggunakan seekor kambing.
BACA JUGA:
Ada pula kemungkinan Korea Utara akan menguji coba rudal hipersonik jarak menengah sekitar akhir tahun menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump, sembari mengirim lebih banyak balon sampah ke Korea Selatan, imbuhnya.
"Dengan dukungan Rusia, mereka kemungkinan akan mencoba melakukan berbagai provokasi strategis tahun depan, seperti meluncurkan rudal balistik antarbenua dan melakukan uji coba nuklir untuk meningkatkan daya tawarnya dengan AS," kata pejabat tersebut.