Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengatakan, pengangkatan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru kelompok Hamas, membuktikan "masalah Palestina sekarang sepenuhnya dikendalikan oleh Iran dan Hamas."

"Tanpa tindakan Israel di Gaza, wilayah itu akan sepenuhnya berada di bawah kendali Hamas. Di Yudea dan Samaria, Abbas dan Otoritas Palestina bertahan hidup hanya karena operasi militer intensif Israel terhadap infrastruktur Hamas dan Jihad Islam, yang didukung dan dipromosikan oleh Iran," tulisnya di X, dilansir dari dari The Times of Israel 7 Agustus.

Yudea dan Samaria adalah sebutan Israel untuk wilayah Tepi Barat, di mana pemerintahan Otoritas Palestina di bawah Presiden Mahmoud Abbas berada.

Hamas mengumumkan Yahya Sinwar terpilih sebagai Kepala Biro Politik yang baru, menggantikan mendiang Ismail Haniyeh yang tewas dalam serangan di Teheran, Iran pekan lalu.

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan pemilihan Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan tersebut, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat, semoga Allah mengasihaninya," kata gerakan itu dalam sebuah pernyataan singkat, melansir Reuters.

Menlu Katz menuduh Iran menyelundupkan senjata ke Yordania untuk "mengacaukan rezim Yordania dan kemudian membanjiri kamp pengungsi di Yudea dan Samaria serta seluruh wilayah dengan senjata dan dana, untuk membangun front teror lain dari timur melawan pusat-pusat populasi utama Israel".

Dia menganjurkan "pengelolaan mandiri Palestina" di Tepi Barat, tetapi menegaskan Israel harus mempertahankan kontrol keamanan di wilayah tersebut "untuk mencegah berdirinya kubu ekstremis Iran-Islamis lainnya dan memungkinkan Palestina untuk mengatur urusan dalam negeri mereka."

"Apa pun yang lain akan mengarah pada pembentukan pos terdepan Iran lainnya di wilayah tersebut, yang akan meledak di hadapan dunia dan semua negara di kawasan tersebut. Dunia harus melihat kenyataan sebagaimana adanya dan mendukung Israel, yang saat ini berdiri di garis depan pertempuran melawan poros Iran dan ekstremis Islamis," tandasnya.

Ismail Haniyeh berada di Teheran, Iran pada Selasa pekan lalu, untuk menghadiri pelantikan presiden terpilih Masoud Pezeshkian pada sore harinya.

Ia sempat bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Pezeshkian sebelum pelantikan. Besoknya, Hamas mengonfirmasi Haniyeh tewas akibat serangan di tempatnya menginap, yang juga menewaskan seorang pengawalnya.