Bagikan:

JAKARTA - Kelompok militan Palestina Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik menggantikan mendiang Ismail Haniyeh yang tewas di Teheran, Iran pekan lalu.

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan pemilihan Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan tersebut, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat, semoga Allah mengasihaninya," kata gerakan itu dalam sebuah pernyataan singkat, melansir Reuters 7 Agustus.

Berita tentang pengangkatan tersebut, yang muncul saat Israel bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari Iran setelah pembunuhan Haniyeh di Teheran, disambut dengan salvo roket dari Gaza oleh kelompok militan yang masih memerangi pasukan Israel di daerah kantong yang terkepung itu.

"Penunjukan itu berarti Israel perlu menghadapi Sinwar untuk mencari solusi atas perang Gaza," kata seorang diplomat regional yang mengetahui pembicaraan yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar, yang bertujuan untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan memulangkan 115 sandera Israel dan asing yang masih ditahan di daerah kantong itu.

"Itu adalah pesan tentang ketangguhan dan tidak kenal kompromi," lanjutnya.

Sinwar, yang menghabiskan separuh masa dewasanya di penjara Israel, adalah pemimpin Hamas paling berkuasa yang masih hidup setelah pembunuhan Haniyeh, yang telah membuat wilayah itu berada di ambang konflik regional yang lebih luas setelah Iran bersumpah akan melakukan pembalasan yang keras.

Haniyeh tewas dalam serangan terhadap tempatnya menginap di Teheran pekan lalu, usai mengikuti pelantikan presiden terpilih Masoud Pezeshkian pada Selasa sore pekan lalu.

Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan itu tetapi mengatakan telah membunuh pemimpin senior lainnya, termasuk wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri, yang terbunuh di Beirut dan Mohammed Deif, komandan militer gerakan itu.

Terpisah, juru bicara Israel Defense Forces (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari menyalahkan Sinwar atas serangan 7 Oktober, mengatakan Israel akan terus mengejarnya.

"Hanya ada satu tempat untuk Yahya Sinwar, dan itu di samping Mohammed Deif dan teroris 7 Oktober lainnya," katanya kepada televisi Al-Arabiya, menurut pernyataan yang dirilis oleh militer.

"Itulah satu-satunya tempat yang kami persiapkan dan maksudkan untuknya."

Lahir di kamp pengungsi di Kota Khan Younis di Gaza selatan, Sinwar (61) tahun, terpilih sebagai pemimpin Hamas di Gaza pada tahun 2017 setelah mendapatkan reputasi sebagai penegak hukum yang kejam di antara warga Palestina dan musuh bebuyutan Israel.