JAKARTA - Calon Presiden yang juga petahana Wakil Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Kamala Harris, langsung menyoroti hak kebebasan dan menyoroti masalah aborsi, dalam kampanye perdana bersama calon wakil presiden pilihannya Tim Walz.
Harris dan Walz memulai kampanye mereka di Temple University, Philadelphia.
Wapres Harris dalam pidatonya Hari Selasa berpendapat, rakyat Amerika sedang menyaksikan "serangan penuh terhadap kebebasan dan hak-hak yang diperjuangkan dengan susah payah", dengan menunjuk pada janjinya untuk mengabadikan hak-hak reproduksi jika ia terpilih.
"Saya dan Tim memiliki pesan untuk (mantan Presiden Donald) Trump dan pihak-pihak lain yang ingin memutar balik waktu kebebasan fundamental kita: Kita tidak akan kembali," kata Harris, dikutip dari CNN 7 Agustus.
Itu kemudian diikuti pada hadirin dengan mengatakan "tidak akan kembali", seperti kampanye perdana Harris di West Allis Central High School, pinggiran Kota Milwaukee, Wisconsin usai resmi maju sebagai calon Presiden..
Harris kemudian memuji catatan Walz tentang aborsi selama menjabat sebagai gubernur, mengatakan kampanye ini adalah "perjuangan untuk kebebasan."
Dia mengecam Trump dan mengatakan, karena karena tindakan mantan presiden itulah banyak negara bagian yang melarang aborsi.
Walz sendiri telah menjadi advokat untuk akses aborsi, pada Januari 2023 menandatangani Undang-Undang Protect Reproductive Options (PRO), yang menetapkan hak bagi orang-orang di negara bagian tersebut untuk melakukan aborsi setelah Mahkamah Agung AS membatalkan Roe v. Wade pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA:
Pada bulan April 2023, ia menandatangani undang-undang yang melindungi orang-orang yang melakukan perjalanan ke Minnesota untuk melakukan aborsi, dan dokter yang memberikan perawatan aborsi, dari hukuman pidana dari negara bagian lain.
Harris berjanji untuk menandatangani RUU untuk "memulihkan kebebasan reproduksi," dan berjanji untuk menandatanganinya menjadi undang-undang.