Bagikan:

JAKARTA - Hassan Nasrallah memastikan Israel akan menanggapi pembunuhan komandan seniornya Fuad Shukr dalam serangan di Beirut, Lebanon, pekan lalu, apa pun konsekuensinya, mengatakan kelompoknya akan bertindak sendiri atau dengan sekutu regional.

Menekankan Hizbullah akan menunggu saat yang tepat untuk menanggapi, tetapi tidak mengisyaratkan bentuk atau waktunya, Nasrallah mengatakan semua upaya internasional untuk membujuk Hizbullah agar tidak membalas adalah sia-sia.

"Apa pun konsekuensinya, perlawanan tidak akan membiarkan serangan Israel ini berlalu begitu saja," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi untuk menandai sepekan pembunuhan Shukr, melansir Reuters 7 Agustus.

"Tanggapan kami, Insya Allah, akan kuat, efektif, dan berdampak," katanya dalam pidato yang disambut sorak-sorai dari anggota dan pendukung Hizbullah yang berkumpul untuk menonton di pinggiran selatan Beirut.

Diketahui, kekhawatiran ketegangan di Timur Tengah berubah menjadi perang besar-besaran, menyusul sumpah Hizbullah untuk membalas pembunuhan Shukr, serta kemarahan Iran atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran minggu lalu.

Iran menyalahkan Israel, sementara Israel belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatan.

Menyebut pembunuhan kembar itu sebagai "prestasi Israel" yang jelas, Nasrallah mengatakan hal itu tidak boleh dianggap sebagai tanda gelombang berbalik melawan Poros Perlawanan Iran.

"Tenang saja," katanya.

Ia mengatakan Hizbullah telah mencoba mencegah pertempuran dengan Israel menyebar ke luar wilayah perbatasan ke seluruh Lebanon, tempat pesta musim panas terus berlanjut dan wisatawan masih berdatangan dalam jumlah besar hingga minggu lalu.

Namun, "Israel adalah pihak yang memilih eskalasi ini dengan Lebanon," kata Nasrallah.

"Tidak seorang pun di Lebanon atau di luar negeri dapat meminta kami untuk menangani agresi yang terjadi Selasa lalu sebagai agresi normal dalam konteks pertempuran yang telah berlangsung selama 10 bulan," katanya.

Serangan yang menewaskan Shukr pada 30 Juli adalah kedua kalinya Israel menyerang pinggiran selatan selama permusuhan antara Hizbullah dan Israel yang terjadi bersamaan dengan perang di Gaza antara Israel dan Hamas.

Ia mengatakan tanggapan terhadap pembunuhan tokoh-tokoh penting Hizbullah dan Hamas akan lebih tegas. Tetapi, menundanya adalah bagian dari strategi untuk memberikan tekanan psikologis pada Israel.

"Iran akan membalas dan Hizbullah akan membalas, sementara musuh menunggu. Membuat musuh menunggu adalah bagian dari hukuman," katanya.