Bagikan:

JAKARTA - Kelompok militan Lebanon Hizbullah mengonfirmasi pada Hari Rabu, komandan senior kelompok itu, Fuad Shukr, tewas dalam serangan Israel di pinggiran ibu kota Lebanon, menjadikannya tokoh paling senior dari kelompok tersebut yang tewas dalam hampir 10 bulan konflik dengan Israel.

Serangan itu menghantam pinggiran selatan Beirut, benteng Hizbullah, pada senja Hari Selasa. Itu adalah kedua kalinya wilayah itu diserang sejak Oktober, ketika Hizbullah dan Israel mulai saling tembak bersamaan dengan Perang Gaza.

Serangan itu tampaknya telah menghancurkan sudut atas gedung bertingkat dan menyebarkan serpihan puing hangus ke gedung-gedung dan jalan-jalan di sekitarnya.

Jenazah Shukr ditemukan di bawah reruntuhan pada Rabu malam, kata dua sumber keamanan Lebanon, hampir 24 jam setelah serangan.

Setidaknya dua wanita dan dua anak juga tewas, kata sumber medis dan keamanan.

Sementara itu, para menteri dan anggota parlemen Lebanon mengunjungi lokasi kejadian pada Hari Rabu.

Berbicara dari reruntuhan, anggota parlemen Hizbullah Ali Ammar mengutuk serangan terhadap Dahiyeh serta pembunuhan Haniyeh di Teheran. Israel tidak berkomentar tentang pembunuhan Haniyeh.

"Musuh ini (Israel) menuntut perang dan kami siap untuk itu, Insya Allah, kami siap untuk itu," kata Ammar, melansir Reuters 1 Agustus.

Hizbullah mengatakan, Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah akan berpidato pada Hari Kamis untuk menghadiri pemakaman Shukr.

Shukr adalah penasihat Nasrallah, menurut sumber-sumber Hizbullah dan pengumuman militer Israel tentang pembunuhannya.

Kabinet Lebanon mengadakan pertemuan darurat pada Hari Rabu pagi untuk membahas serangan terhadap Beirut, mengeluarkan pernyataan yang dibacakan oleh Menteri Informasi Ziad Makary.

Makary mengutuk serangan itu, mengatakan pembalasan oleh Hizbullah telah diantisipasi tetapi pemerintah khawatir situasinya dapat "berkembang".

"Lebanon tidak menginginkan perang," katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah akan terlibat dalam upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan.

Sebelumnya, militer Israel mengumumkan pada Selasa malam, mereka telah membunuh Shukr, yang disebutnya sebagai komandan paling senior Hizbullah dan yang disalahkannya atas serangan pada 27 Juli yang menewaskan belasan anak muda di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, Shukr "berlumuran darah banyak orang Israel. Malam ini, kami telah menunjukkan bahwa darah rakyat kami harus dibayar, dan bahwa tidak ada tempat yang tidak terjangkau bagi pasukan kami untuk tujuan ini".

Hizbullah yang didukung Iran membantah terlibat dalam serangan Golan.

Diketahui, serangan di Beirut terjadi beberapa jam sebelum pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu dini hari di Iran, dalam sebuah perkembangan yang semakin meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi regional yang lebih luas. Hizbullah adalah sekutu Hamas.