Bagikan:

JAKARTA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Hari Rabu, polio telah terdeteksi di Gaza, memperingatkan anak-anak di daerah kantong yang dilanda perang tersebut akan segera terinfeksi oleh penyakit ini, jika tindakan pencegahan tidak segera dilakukan.

Sehari setelah WHO mengatakan ada "kemungkinan besar" kasus polio di antara penduduk Gaza, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan keprihatinannya terhadap korban jiwa akibat konflik antara Israel dan Hamas di media sosial X.

"Terdeteksinya polio di Gaza merupakan pengingat lain akan kondisi mengerikan yang dihadapi penduduk Gaza," tulis Tedros di X, dilansir dari Reuters 1 Agustus.

"Berlanjutnya konflik menghambat upaya untuk mengidentifikasi dan merespons ancaman yang dapat dicegah seperti polio.," lanjutnya.

Tedros mengaitkan unggahannya dengan artikel yang ia tulis di surat kabar Prancis, Le Monde, yang diterbitkan pada Hari Selasa, di mana ia mengatakan virus polio telah terdeteksi dalam sampel limbah di Gaza.

Dalam artikel tersebut Kepala WHO menulis, meskipun belum ada kasus polio yang tercatat, "jika tidak ada tindakan segera, hanya masalah waktu sebelum penyakit ini menjangkiti ribuan anak-anak yang tidak terlindungi" di sana.

Diketahui, Polio yang disebarkan terutama melalui jalur fecal-oral, adalah virus yang sangat menular yang dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada anak-anak.

Kasus polio telah menurun 99 persen di seluruh dunia sejak tahun 1988 berkat kampanye vaksinasi massal dan upaya untuk memberantasnya.

WHO sendiri mengirimkan lebih dari satu juta vaksin polio ke Gaza untuk diberikan dalam beberapa minggu ke depan guna mencegah anak-anak terinfeksi penyakit tersebut, kata Tedros.

Terpisah, sumber-sumber medis di Gaza pada Hari Rabu mengonfirmasi, sedikitnya 45 orang Palestina 77 lainnya luka-luka akibat serangan Israel 24 jam terakhir, dikutip dari WAFA.

Itu menjadikan jumlah korban jiwa Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 39.445 orang, dengan 91.073 orang lainnya luka-luka. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.