Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin kelompok militan Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan, tewasnya para tokoh perlawanan tidak akan memiliki dampak negatif terhadap perjuangan kelompok perlawanan.

Itu disampaikannya dalam pidato Hari Kamis, terkait dengan tewasnya Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan seorang komandan senior Hizbullah Fuad Shukr.

Mengucapkan duka cita atas gugurnya kedua tokoh tersebut, Nasrallah mengatakan konflik tengah memasuki fase baru.

"Tujuan musuh dalam pengeboman gedung tersebut adalah untuk membunuh komandan Fuad Shukr, yang menyebabkan tewasnya tujuh orang, termasuk seorang penasihat militer Iran, dan melukai puluhan orang," katanya, mengomentari serangan oleh rezim Zionis di Haret Hreik, pinggiran selatan Beirut, dikutip dari IRNA 2 Agustus.

"Apakah mereka pikir mereka dapat membunuh Ismail Haniyeh di Teheran dan berharap Iran tetap diam?" kata Nasrallah.

Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran, kata kelompok militan Palestina, Hamas. Ia berada di ibu kota Iran itu untuk menghadiri pelantikan presiden terpilih Masoud Pezeshkian pada Selasa sore. Sebelumnya, ia bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Pezeshkian dalam kesempatan terpisah sebelum pelantikan.

"Tujuan pembunuhan para pemimpin tersebut adalah untuk melemahkan tekad para pejuang Poros Perlawanan," katanya.

"Kita sedang dalam perang terbuka di semua lini," ujarnya, seraya menambahkan bahwa pertempuran telah memasuki fase baru, dikutip dari Mehr.

Nasrallah mengatakan beberapa negara, yang tidak disebutkan namanya, telah meminta kelompoknya untuk membalas dengan cara yang "dapat diterima" - atau tidak sama sekali, dikutip dari Reuters.

Ia mengecam upaya tersebut dan menguraikan tanggapan akan proporsional dengan penargetan Israel terhadap sebuah bangunan sipil di pinggiran ibu kota.

Dan mereka yang berusaha mencegah perang yang lebih luas harus mengupayakan gencatan senjata di Gaza, kata Nasrallah, alih-alih mengetuk pintu Hizbullah.

"Tidak akan ada solusi kecuali dengan menghentikan agresi di Gaza," katanya.