JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendesak semua pihak di Timur Tengah untuk tidak melakukan "tindakan eskalatif", sehari setelah pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran.
"Saat ini, jalan yang ditempuh kawasan ini adalah menuju lebih banyak konflik, lebih banyak kekerasan, lebih banyak penderitaan, lebih banyak ketidakamanan. Dan sangat penting bagi kita untuk memutus siklus ini. Dan itu dimulai dengan gencatan senjata," kata Menlu Blinken, melansir CNN 1 Agustus.
"Untuk mencapainya, semua pihak harus berhenti melakukan tindakan eskalasi," lanjutnya.
Menlu Blinken mengatakan ia tidak dapat memprediksi efek dari "satu peristiwa terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya," namun "gencatan senjata untuk mengakhiri konflik di Gaza guna menciptakan ketenangan di wilayah utara, antara Israel dan Lebanon" merupakan kepentingan semua pihak.
Semua pihak perlu mencari "alasan untuk mencapai kesepakatan, bukan mencari alasan untuk menunda atau menolak kesepakatan," katanya.
Menlu Blinken mengatakan, dia telah berbicara dengan rekan-rekannya di seluruh wilayah tersebut selama 24 jam terakhir dan mereka semua fokus untuk mencapai gencatan senjata.
Dia juga menyatakan keyakinannya, kesepakatan masih bisa dicapai karena "sangat penting bagi kita untuk melakukannya."
"Sangat penting bagi semua pihak untuk membuat pilihan yang tepat dalam beberapa hari ke depan," tambahnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan pada Rabu malam "hari-hari penuh tantangan akan datang" bagi Israel saat bersiap menghadapi serangan dari Iran dan proksi regionalnya, menyusul pembunuhan komandan militer tertinggi Hizbullah di Beirut dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
BACA JUGA:
"Kami siap menghadapi setiap skenario," janjinya, melansir The Times of Israel.
Menunjuk pada pembunuhan di Beirut, serangan di Gaza terhadap pemimpin sayap militer Hamas Muhammad Deif beberapa minggu lalu dan terhadap pelabuhan Hodeida yang dikuasai Houthi di Yaman, PM Netanyahu mengatakan Israel telah mendaratkan "pukulan telak" terhadap Iran dan proksi utamanya.
Terbaru, Israel Defense Forces (IDF) mengonfirmasi, serangan udaranya pada 13 Juli lalu telah menewaskan komandan sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam Muhammad Deif.