Bahas Soal Taiwan Bersama Menlu China di Roma, Menlu Blinken Tegaskan Kebijakan Amerika Serikat Tidak Berubah
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, beradu argumen dan saling memperingatkan kebijakan kedua belah pihak terkait dengan situasi di Selat Taiwan, di sela-sela KTT G-20, Minggu.

Dalam pertemuan selama satu jam di Roma, Menteri Blinken menegaskan Washington menentang setiap perubahan sepihak oleh Beijing terhadap status quo di sekitar Taiwan, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.

Peningkatan baru-baru ini dalam latihan militer China di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, termasuk apa yang dikatakan Taipei sebagai delapan penerbangan pada Hari Minggu, adalah bagian dari apa yang dilihatnya sebagai peningkatan pelecehan militer oleh Beijing, mengutip Reuters 31 Oktober.

Amerika Serikat ingin mengelola persaingan ketat antara dua ekonomi terbesar dunia secara bertanggung jawab, kata pejabat Departemen Luar Negeri, seraya menambahkan kedua belah pihak mengakui jalur komunikasi terbuka adalah yang terpenting.

Dalam kesempatan tersebut Menlu Antony Blinken menjelaskan, Washington tidak mengubah kebijakan 'satu China' mengenai Taiwan, kata pejabat itu, dan Menlu Blinken mengatakan "tidak ada perubahan dalam kebijakan kami" kepada CNN ketika ditanya mengenai komenter Presiden Biden.

"Kami telah memiliki komitmen jangka panjang," katanya, di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan yang didukung Presiden Biden ketika dia menjadi senator, "untuk memastikan Taiwan memiliki sarana untuk membela diri. Dan kami berdiri dengan itu. Presiden sangat mendukung hal itu".

"Kami ingin memastikan bahwa tidak ada yang mengambil tindakan sepihak yang akan mengganggu status quo terkait Taiwan. Itu tidak berubah," kata Menlu Blinken.

Sementara itu, Menlu Wang Yi menyatakan keprihatinan serius China atas berbagai masalah, di mana pihak AS telah merusak hak dan kepentingan sah China, meminta pihak AS untuk mengubah arahnya dan mempromosikan hubungan China-AS kembali ke jalur pembangunan yang sehat", kata Kementerian Luar Negeri China. dalam sebuah pernyataan.

Menlu Wang meyebut, adalah menyesatkan Amerika Serikat untuk menyalahkan China atas perubahan status quo di Taiwan, dengan mengatakan itu adalah "persekutuan" dan "dukungan" AS untuk pasukan pro-kemerdekaan di Taiwan yang bersalah, kata pernyataan China.

China mengklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya sendiri dan memandang setiap intervensi asing atas Taiwan sebagai campur tangan dalam urusan dalam negerinya.

Selain itu, Menlu Wang mengatakan kepada Menlu Blinken, Taiwan adalah masalah paling sensitif antara China dan Amerika Serikat. "Kami meminta Amerika Serikat untuk mengejar kebijakan China yang sebenarnya, bukan kebijakan China yang palsu," ujar Menlu Wang seperti dikutip oleh kementerian.

Ini pertemuan langsung pertama keduanya, usai diskusi alot di Alaska pada Bulan Maret lalu. Namun, pertemuan kemarin dianggap produktif, akan membantu meletakkan dasar bagi pertemuan virtual antara Presiden Joe Biden dengan Presiden Xi Jinping akhir tahun ini.

Kendati demikian, Menlu Blinken dan Menlu Wang tidak membahas uji coba senjata hipersonik China baru-baru ini, menurut pejabat Departemen Luar Negeri.