Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada Hari Senin, setelah sebelumnya melakukan pertemuan dengan dua pejabat senior China dalam kunjungan yang dilakukan di tengah upaya untuk menjaga komunikasi dan hubungan kedua negara.

Sebuah pertemuan yang diharapkan, tetapi tidak ada pihak yang bisa mengonfirmasi itu akan terjadi sampai satu jam sebelum pembicaraan berlangsung, yang dipandang sebagai kunci keberhasilan perjalanan Blinken ke Negeri Tirai Bambu.

Presiden China Xi Jinping memuji "kemajuan" terkait hubungan Washington dengan Beijing dalam pembicaraan dengan Menlu Blinken.

Pertemuan yang berlangsung selama sekitar 30 menit tersebut dinilai dapat membantu memfasilitasi pertemuan puncak antara Presiden Xi dan Presiden AS Joe Biden di akhir tahun ini.

Kedua pemimpin diketahui kali terakhir bertemu di sela-sela KTT G20 Bali, Indonesia November tahun lalu, berjanji untuk lebih sering berkomunikasi, meskipun hubungan mereka sejak saat itu memburuk karena berbagai masalah mulai dari Taiwan hingga masalah spionase.

"Kedua belah pihak sepakat untuk menindaklanjuti kesepahaman bersama yang telah dicapai oleh Presiden Biden dan saya di Bali. Kedua belah pihak juga telah membuat kemajuan dan mencapai kesepakatan dalam beberapa isu spesifik. Ini sangat bagus," ujar Presiden Xi kepada Menlu Blinken, seperti mengutip Reuters, 19 Juni.

Media pemerintah Tiongkok mengatakan Presiden Xi menyampaikan kepada Menlu Blinken dalam pertemuan tertutup, Tiongkok berharap melihat hubungan kedua negara yang lebih baik dan kokoh, percaya dapat mengatasi berbagai kesulitan.

Namun, ia juga mendesak AS untuk tidak "melukai hak-hak dan kepentingan sah China", sebuah sinyal potensi titik api seperti Taiwan.

"Presiden (Joe) Biden meminta saya untuk pergi ke Beijing, karena dia percaya Amerika Serikat dan China memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga hubungan kita," kata Menlu Blinken kepada kepada Presiden Xi, seperti mengutip The National News.

"Amerika Serikat berkomitmen untuk melakukan itu. Itu untuk kepentingan Amerika Serikat, untuk kepentingan China, dan untuk kepentingan dunia," sambungnya.

Diketahui, menjadi pejabat AS paling senior yang mengunjungi China dalam lima tahun terakhir, Menlu Blinken melakukan perjalanannya pada saat kedua belah pihak berselisih dalam berbagai hal.

Sebelumnya, Menlu Blinken mengadakan pembicaraan dengan diplomat senior China Wang Yi, di tengah tanda-tanda beberapa kemajuan dalam misi dua harinya untuk meredakan hubungan yang tegang antara ekonomi terbesar di dunia.

Itu menindaklanjuti pertemuan Menlu Blinken dengan Menlu China Qin Gang selama 7,5 jam sehari sebelumnya.

Terpisah, analis menilai komentar Presiden Xi dan bahasa tubuh saat kunjungan tersebut, menandakan keinginan untuk membuat kemajuan.

"Pesan China cukup positif," kata Wu Xinbo, seorang profesor dan direktur di Pusat Studi Amerika pada Universitas Fudan di Shanghai.

"China menunjukkan bahwa mereka masih berharap untuk bekerja sama dengan AS untuk menstabilkan dan memperbaiki hubungan. Saya pikir meskipun Tiongkok tidak optimis tentang hubungan Tiongkok-AS, Tiongkok juga tidak putus asa," tandasnya.