TEHERAN - Iran memprediksi, serangan milisi Hizbullah ke depan tak akan lagi menyasar ke militer Israel. Hal ini dikarenakan, militer Israel terus melakukan serangan yang menewaskan warga sipil.
Diketahui, serangan pada hari Selasa lalu yang menewaskan komandan Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon, juga telah membunuh lima warga sipil, tiga wanita dan dua anak-anak.
Israel mengatakan Shukr bertanggung jawab atas serangan roket yang menewaskan 12 pemuda di Dataran Tinggi Golan dan telah mengarahkan serangan Hizbullah terhadap Israel sejak perang Gaza dimulai.
Menurut perwakilan Iran untuk PBB, serangan yang diklaim Israel tersebut dilakukan di daerah permukiman padat. Serangan di Beirut selatan itu telah mengubah kalkulasi.
"Kami perkirakan Hizbullah akan memilih lebih banyak target dan (menyerang) lebih dalam dalam responsnya," kata perwakilan Iran tersebut yang dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.
"Kedua, Hizbullah tidak akan membatasi responsnya terhadap target militer,” jelasnya.
"Hizbullah selama ini telah mematuhi garis-garis tertentu, termasuk membatasi serangan ke daerah perbatasan dan target militer,” lanjutnya.
Namun serangan ke Beirut melewati batas itu.
Beberapa jam setelah pembunuhan Shukr, pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, juga tewas dalam serangan sebelum fajar di tempat tinggalnya di Teheran. Israel belum mengeklaim serangan tersebut.
Pada hari Kamis, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan Israel dan mereka yang berada di belakangnya harus menunggu tanggapan yang tak terelakkan terhadap pembunuhan Shukr dan Haniyeh.
BACA JUGA:
Iran dan Hamas juga berjanji akan membalas.
Pada hari Sabtu (3/8/2024), harian Kayhan melaporkan operasi balasan diperkirakan akan lebih beragam, lebih tersebar dan tidak mungkin dicegat.
"Kali ini, kawasan seperti Tel Aviv dan Haifa serta pusat-pusat strategis dan terutama tempat tinggal sejumlah pejabat yang terlibat dalam kejahatan baru-baru ini termasuk di antara sasarannya," kata Kayhan dalam sebuah tulisan opini.