Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel menegaskan peringatannya kepada kelompok militan Hizbullah dan menyatakan kesiapan tinggi anggotanya, saat ketegangan di perbatasan Lebanon meningkat dan serangan lintas batas melukai warga sipil.

Kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari menggambarkan Hizbullah sebagai "pembela Hamas", mengacu pada kelompok yang melakukan serangan terhadap wilayah selatan negara itu pada 7 Oktober lalu dan memicu perang di Gaza.

Pada Hari Minggu, Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal yang menurut Israel melukai setidaknya dua pekerja perusahaan listrik, yang dikirim untuk melakukan perbaikan di komunitas perbatasan. Sedangkan militer Israel mengatakan serangan mortir melukai tujuh tentaranya.

Sebagai tanggapan, angkatan udara dan artileri militer Israel menyerang Hizbullah dan sasaran lainnya di Lebanon, mengatakan pihaknya menganggap kelompok tersebut dan pemerintah Beirut bertanggung jawab atas

ketegangan yang terjadi.

"IDF (militer) fokus di Gaza, tetapi kami berada pada tingkat kesiapan yang sangat tinggi di wilayah utara," ujar Laksda Hagari, melansir Reuters 13 November.

"Warga Lebanon akan menanggung akibat dari kecerobohan ini dan keputusan Hizbullah untuk menjadi pembela Hamas," lanjutnya.

"IDF mempunyai rencana operasional untuk mengubah situasi keamanan di wilayah utara. Situasi keamanan tidak akan terus berlanjut, di mana penduduk wilayah utara tidak merasa aman untuk kembali ke rumah mereka," tandasnya.

Hizbullah diketahui telah melakukan serangan terbatas terhadap Israel, sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Hari Sabtu menggambarkan front Israel "aktif".

Namun, dengan sedikitnya 70 anggota kelompok tersebut dan warga sipil Lebanon tewas dalam serangan balasan Israel, Hizbullah meningkatkan serangannya dengan menggunakan roket berhulu ledak seberat 300-500 kilogram dan drone kamikaze.

Terpisah, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, dia telah meminta Iran, yang mendukung Hamas dan Hizbullah, untuk campur tangan dan memberitahu agar tidak menciptakan konflik baru.