Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Israel Defense Forces (IDF) Letjen Herze Halevi mengatakan, pihaknya siap menghadapi skenario apa pun di wilayah perbatasan dengan Lebanon, saat menemui para pemimpin kota di Israel Utara.

Ketegangan meningkat di perbatasan Israel dengan Lebanon, sejak pecah konflik Hamas-Israel di Gaza, dengan saling serang terjadi beberapa kali meski secara keseluruhan tidak terjadi bentrokan frontal.

"Kami mengambil keputusan sulit untuk mengevakuasi penduduk di utara, dan saya sangat menghargai cara Anda menunjukkan ketangguhan dan kesabaran, serta mengizinkan kami untuk melawan," kata Letjen Halevi, melansir The Times of Israel 28 November.

Letjen Halevi mengatakan, kembalinya warga yang dievakuasi akan dikoordinasikan dengan pihak berwenang setempat "dengan pemahaman, kita tidak akan dapat kembali ke situasi yang terjadi di sini sebelum perang."

"Selama delapan minggu terakhir, pejuang IDF dan komandan mereka telah berjuang dengan tekad dan mempertahankan rumah kami. Kami akan terus berjuang dan siap menghadapi perkembangan di bidang lain, termasuk di wilayah utara," tegasnya.

Sejak ada kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel di Gaza, situasi di wilayah utara relatif lebih tenang, setelah sebelumnya terjadi bentrokan berulang kali di perbatasan antara militer Israel dengan kelompok Hizbullah.

Pertengahan bulan ini, militer Israel menegaskan peringatannya kepada kelompok militan Hizbullah dan menyatakan kesiapan tinggi anggotanya, saat ketegangan di perbatasan Lebanon meningkat dan serangan lintas batas melukai warga sipil.

Kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari menggambarkan Hizbullah sebagai "pembela Hamas, memperingatkan warga Lebanon yang akan menanggung akibat dari tindakan kelompok tersebut.

"IDF (militer) fokus di Gaza, tetapi kami berada pada tingkat kesiapan yang sangat tinggi di wilayah utara," ujar Laksda Hagari seperti melansir Reuters.

"Warga Lebanon akan menanggung akibat dari kecerobohan ini dan keputusan Hizbullah untuk menjadi pembela Hamas," lanjutnya.

"IDF mempunyai rencana operasional untuk mengubah situasi keamanan di wilayah utara. Situasi keamanan tidak akan terus berlanjut, di mana penduduk wilayah utara tidak merasa aman untuk kembali ke rumah mereka," tandasnya.