Bagikan:

JAKARTA - Situasi di perbatasan utara Israel dengan Lebanon menuntut perubahan, kata anggota Kabinet Perang Israel Benny Gantz pada konferensi pers, memperingatkan waktu hampir habis untuk mencapai solusi diplomatik terhadap pertempuran antara Israel dan Hizbullah.

"Jika dunia dan pemerintah Lebanon tidak bertindak untuk menghentikan serangan yang ditujukan kepada masyarakat utara dan mendorong Hizbullah menjauh dari perbatasan, IDF akan melakukannya," tegas Gantz memperingatkan, dilansir dari CNN 29 Desember.

Komentar Gantz muncul setelah kantor berita nasional Lebanon melaporkan tiga orang tewas semalam di Lebanon selatan akibat serangan udara Israel. Media sosial Hizbullah menyebutkan salah satu pejuangnya tewas dalam serangan itu.

Sementara itu, Israel Defense Forces (IDF) mengatakan, pihaknya menargetkan sumber api yang berasal dari Lebanon setelah sirene dibunyikan di kibbutz Rosh HaNikra, di Laut Mediterania di barat laut Israel.

Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengatakan pasukannya berada dalam "kesiapan yang sangat tinggi" untuk menghadapi lebih banyak pertempuran di wilayah utara.

"Tugas pertama kami adalah memulihkan keamanan dan rasa aman warga di utara, dan ini akan memakan waktu," kata Letjen Halevi seperti dikutip dari BBC.

Diketahui, baku tembak lintas batas telah meningkat sejak serangan Hamas terhadap wilayah selatan Israel pada 7 Oktober.

Pada Hari Rabu, Hizbullah melancarkan serangan lintas batas dalam jumlah tertinggi dalam satu hari sejak 8 Oktober, kata sumber keamanan kepada Reuters. Hal ini menimbulkan kekhawatiran konflik di Gaza akan meluas ke seluruh wilayah.

Hizbullah sendiri adalah organisasi Muslim Syiah yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh negara-negara Barat, Israel, negara-negara Teluk Arab dan Liga Arab.

Didanai oleh Iran, mereka adalah salah satu kekuatan militer non-negara dengan persenjataan paling lengkap di dunia.

Pada tahun 2006, perang besar-besaran antara Hizbullah dan Israel dipicu serangan lintas batas kelompok militan itu, dibalas dengan serangan ke selatan Lebanon oleh Israel.