JAKARTA - Ketegangan terus berlangsung di perbatasan Israel-Lebanon, dengan terbaru militer Israel (IDF) melancarkan serangan udara terhadap posisi melompok militan Hizbullah yang dikatakan akan melakukan serangan ke wilayah Israel pada Hari Senin.
IDF mengatakan, serangan yang dilakukan terhadap posisi kelompok Hizbullah di Lebanon selatan itu berhasil menghancurkan fasilitas peluncur rudal anti-tank Hizbullah.
"Kelompok tersebut diduga berencana meluncurkan rudal di dekat kota perbatasan Shlomi" menurut IDF, melansir The Times of Israel 23 Oktober.
Sementara itu, kelompok Hizbullah mengatakan salah satu pejuangnya tewas, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dikutip dari Reuters.
Kantor berita milik pemerintah Lebanon, NNA, melaporkan serangan udara Israel di pinggiran selatan Aitaroun, di Lebanon selatan. Ia juga tidak memberikan rinciannya.
Israel dan Hizbullah diketahui terlibat bentrokan bersenjata hampir setiap hari di wilayah perbatasan, sejak Hamas melakukan serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu.
PM Israel pada Hari Minggu memperingatkan Hizbullah agar tidak terlibat dalam perang, karena itu akan menjadi kesalahan dan dampaknya akan sangat merugikan bagi Lebanon.
"Jika Hizbullah memutuskan untuk ikut berperang, itu akan menjadi Perang Lebanon Kedua yang panjang," kata PM Netanyahu, menurut kantornya, merujuk pada perang Israel dengan Lebanon pada tahun 2006.
"Mereka akan membuat kesalahan dalam hidupnya. Kami akan menyerang mereka dengan kekuatan yang bahkan tidak dapat mereka bayangkan dan dampaknya terhadap mereka dan negara Lebanon akan sangat menghancurkan," tegas PM Netanyahu.
Kendati demikian, juru bicara Pemerintah Israel mengatakan, pihaknya tidak tertarik untuk membuka front pertempuran di perbatasan dengan Lebanon.
BACA JUGA:
"Posisi Israel tetap tidak berubah. Israel tidak tertarik pada perang di dua front. Tujuan utama kami tetap mengalahkan dan melucuti Hamas," kata juru bicara Pemerintahan PM Benjamin Netanyahu, Eylon Levy.
Sebelunya, Israel telah bergerak untuk mengevakuasi 42 permukiman di sepanjang garis depan utaranya dengan Lebanon sehubungan dengan peningkatan bentrokan bersenjata.