Bagikan:

JAKARTA - Angkatan Laut Turki kembali mendapatkan penambahan kekuatan, dengan diluncurkannya dua kapal pertama dalam Proyek Kapal Patroli Lepas Pantai, dengan total untuk tahap pertama proyek ini ada 10 kapal.

Dua kapal patroli lepas pantai (OPV) baru yang diluncurkan di Komando Galangan Kapal Istanbul masing-masing dinamai TCG Akhisar dan TCG Koçhisar. Peluncuran dihadiri oleh Menteri Pertahanan Yaşar Güler dan Kepala Kepresidenan Industri Pertahanan (SSB) Haluk Görgün.

Nantinya, kapal-kapal yang baru diluncurkan tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai operasi maritim, termasuk intelijen, pengawasan, pengintaian (ISR), misi pencarian dan penyelamatan (SAR), operasi kontraterorisme, pengawasan maritim, dan operasi khusus.

"Dengan penambahan kapal-kapal ini ke angkatan laut kita, yang menunjukkan tingkat keunggulan industri dalam negeri dan nasional kita, angkatan laut kita akan semakin meningkatkan kemampuan operasional dan efektivitas mereka di Tanah Air Biru dan memperkuat posisi mereka di antara angkatan laut terkemuka di dunia," kata Menteri Güler saat peluncuran, dilansir dari Daily Sabah 10 Oktober.

"Sebagai Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Turki, kami akan terus bekerja siang dan malam demi kelangsungan negara dan bangsa mulia kami, termasuk pengembangan pertahanan dalam negeri dan nasional," terangnya.

kapal patroli achisar
Kapal patroli lepas pantai Kelas Hisar TCG Akhisar (P1220). (Twitter/@SavunmaSanayiST)

Lebih jauh dikatakan, kapal-kapal yang dibangun di bawah perusahaan pertahanan milik negara Turki ASFAT, diperkirakan akan segera memulai uji penerimaan pelabuhan.

Emre Koray Gençsoy, direktur program maritim di ASFAT, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency (AA), ada banyak upaya dan tenaga di balik peluncuran dua kapal patroli lepas pantai kelas HISAR yang pertama secara bersamaan, menekankan ini merupakan pencapaian yang signifikan bagi industri pertahanan Turki.

Dikembangkan sebagai varian dari korvet kelas MILGEM, OPV kelas HISAR telah didesain ulang dengan sistem propulsi utama yang berbeda, serta konsep struktur dan tata letak umum yang berbeda, sehingga memungkinkan pembuatannya dalam waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih rendah.

Gençsoy menunjukkan bahwa mengelola proyek-proyek ini secara bersamaan memerlukan perencanaan yang terperinci, mengidentifikasi risiko-risiko tertentu, bertindak sesuai dengan risiko-risiko tersebut dan memiliki struktur yang fleksibel untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.

"Masa produksi proyek hanya 26 bulan. Itu adalah periode yang cukup singkat. Ini adalah target penting bagi industri pertahanan kita untuk platform kompleks sebesar ini di platform angkatan laut. Ini juga yang pertama," jelas Gençsoy.

"Saat Anda melihat kapal tersebut, Anda melihat MILGEM, tetapi analisis telah dilakukan dari awal dan ini adalah kapal yang lebih ringan. Sebuah kapal yang sistem baling-baling dan sistem porosnya telah diubah," terangnya.

Ia menambahkan, proyek tersebut juga menggunakan konsep “siap di lokasi”, yang akan memungkinkan integrasi selanjutnya dari sistem senjata dan sensor nasional yang baru dikembangkan.