JAKARTA - Hamas sedang "mempelajari" seruan dari mediator Mesir, Qatar dan Amerika Serikat untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata, kata sumber politik Palestina yang terlibat dalam negosiasi tersebut.
Sumber yang dekat dengan Hamas tersebut mengatakan, kelompok militan Palestina itu tengah berupaya mengidentifikasi "posisi baru" mengingat adanya perubahan kepemimpinan baru-baru ini.
Itu merujuk pada pengangkatan Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik, menggantikan mendiang Ismail Haniyeh yang tewas terbunuh di Teheran, Iran.
"Hamas tengah mempelajari usulan untuk melanjutkan perundingan dan pada saat yang sama sedang mengerjakan dokumen yang menguraikan posisi barunya mengenai semua aspek dari kesepakatan potensial," kata sumber tersebut kepada The National, seperti dikutip 9 Agustus.
Sementara itu, seorang anggota biro politik Hamas, yang menolak berkomentar tentang apa keputusan akhirnya, mengonfirmasi kelompok tersebut tengah mempelajari usulan tersebut.
Sebelumnya, AS, Qatar dan Mesir mengeluarkan pernyataan bersama pada Hari Kamis, meminta Israel dan Hamas melanjutkan perundingan gencatan senjata di Doha atau Kairo pada tanggal 15 Agustus.
Namun, ketidakpercayaan yang semakin dalam sejak pembunuhan Haniyeh, dengan pengangkatan Sinwar dapat mempersulit upaya untuk mencapai kesepakatan.
BACA JUGA:
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negosiator dari negara tersebut akan menghadiri perundingan tersebut. Namun, PM Netanyahu memperingatkan dalam sebuah wawancara, perang di Gaza akan terus berlanjut, apa pun hasil perundingan.
Sedangka Sinwar telah menyampaikan kepada mediator Mesir sikapnya yang tidak kenal kompromi terhadap poin-poin yang diperdebatkan, kata sumber kepada The National.
Syarat-syaratnya termasuk penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan tahanan Palestina yang terkenal sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang.