JAKARTA - Amerika Serikat yakin perbedaan pendapat yang masih ada antara Israel dan Hamas dapat dijembatani melalui perundingan mengenai proposal gencatan senjata terbaru, saat perundingan dilanjutkan di Kairo, Mesir Hari Rabu.
Di Kairo, kelima delegasi yang berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata pada Hari Selasa – Hamas, Israel, AS, Mesir dan Qatar – bereaksi positif terhadap dimulainya kembali perundingan, dan pertemuan diperkirakan akan dilanjutkan pada Rabu pagi waktu setempat, kata dua sumber Mesir, melansir Reuters 8 Mei.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan Hamas mengajukan proposal yang direvisi, dan teks baru tersebut menunjukkan kesenjangan yang masih dapat "sepenuhnya ditutup" meski menolak untuk merincinya.
Israel pada Hari Senin menyatakan bahwa proposal tiga fase yang disetujui oleh Hamas tidak dapat diterima, karena persyaratannya telah diperlunak. Malamnya, Israel Defense Forces (IDF) meluncurkan operasi kontraterorisme di Rafah.
Pasukan Israel pada Hari Selasa merebut perbatasan utama antara Gaza dan Mesir di Rafah, kota Gaza selatan di mana lebih dari satu juta pengungsi Palestina mencari perlindungan selama serangan Israel yang telah berlangsung selama tujuh bulan. Hal ini memutus jalur penting bantuan ke wilayah kantong tersebut.
Hamas sempat memperingatkan, jika Isrfael melanjutkan agresinya di Rafah, maka tidak akan ada kesepakatan gencatan senjata.
BACA JUGA:
Sementara itu, Direktur CIA Bill Burns yang melakukan perjalanan dari Kairo ke Isrfael, akan menemui Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan para pejabat tinggi Israel lainnya hari ini, di tengah-tengah upaya intensif untuk mencapai kesepakatan penyanderaan dengan Hamas, kata sebuah sumber Israel kepada The Times of Israel.
Diketahui, sejak satu-satunya jeda dalam konflik sejauh ini, gencatan senjata selama seminggu di Bulan November, kedua belah pihak telah terhalang oleh penolakan Hamas untuk membebaskan lebih banyak lagi sandera Israel tanpa adanya janji untuk mengakhiri konflik secara permanen, sementara Israel bertahan dengan keinginannya hanya mendiskusikan gencatan senjata sementara.