JAKARTA - Kelompok militan Palestina Hamas mengatakan, mereka akan berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata berikut, baik di Qatar atau Mesir, asalkan Israel Berkomitmen untuk melaksanakan usulan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Hamas sebelumnya sudah memastikan tidak akan menghadiri perundingan damai yang digelar hari ini di Doha, Qatar.
"Gerakan tersebut tidak akan menjadi bagian dari perundingan yang akan datang yang akan dilanjutkan pada Hari Kamis," kata anggota Biro Politik Hamas Suhail Hindi kepada Anadolu Agency (AA), dikutip dari Daily Sabah 15 Agustus.
Ia mengatakan kelompok perlawanan tersebut telah meminta "komitmen yang jelas dari Israel mengenai apa yang disepakati pada tanggal 2 Juli (berdasarkan usulan yang didukung oleh Presiden AS Joe Biden)."
"Jika ini terjadi, Hamas siap terlibat dalam mekanisme implementasi perjanjian tersebut," imbuhnya.
Mei lalu, Biden mengajukan kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan mengamankan pembebasan sandera yang ditawan di daerah kantong pantai tersebut. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, dan pembangunan kembali Gaza.
Sebelumnya, Hamas pada Hari Minggu menuntut agar mediator gencatan senjata Gaza menyampaikan rencana untuk mengimplementasikan proposal yang didukung oleh Presiden Biden dan telah disetujui pada tanggal 2 Juli.
BACA JUGA:
Hal itu terjadi setelah mediator Mesir, Qatar dan Amerika Serikat mendesak Israel dan Hamas minggu lalu, untuk menyelesaikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera tanpa penundaan atau alasan lebih lanjut pekan ini.
Kemarin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk mengirim tim negosiasinya ke Qatar untuk menghadiri putaran pembicaraan yang direncanakan pada Hari Kamis.
Diketahui, pembicaraan tidak langsung yang dimediasi oleh AS, Qatar dan Mesir telah gagal menyetujui gencatan senjata permanen dan pertukaran sandera-tahanan, setelah penolakan PM Netanyahu untuk menerima permintaan Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza.