Bagikan:

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Hari Rabu menetapkan status darurat global cacar monyet atau mpox untuk kedua kalinya dalam dua tahun, usai merebaknya infeksi virus di Republik Demokratik Kongo dan menyebar ke negara-negara tetangga.

Komite darurat bertemu sebelumnya pada Hari Rabu untuk memberi tahu Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tentang apakah wabah penyakit tersebut merupakan "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," atau PHEIC.

Status PHEIC adalah tingkat kewaspadaan tertinggi WHO dan bertujuan untuk mempercepat penelitian, pendanaan, dan tindakan kesehatan masyarakat internasional serta kerja sama untuk mengatasi penyakit tersebut.

"Jelas bahwa respons internasional yang terkoordinasi sangat penting untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa," kata Tedros, melansir Reuters 15 Agustus.

Mpox dapat menyebar melalui kontak dekat. Biasanya ringan, tetapi berakibat fatal dalam kasus yang jarang terjadi. Penyakit ini menyebabkan gejala seperti flu dan lesi berisi nanah pada tubuh.

Wabah di Kongo bermula dari penyebaran strain endemik, yang dikenal sebagai klade I. Namun, varian baru, klade Ib, tampaknya menyebar lebih mudah melalui kontak dekat rutin, termasuk hubungan seksual.

Varian ini telah menyebar dari Kongo ke negara-negara tetangga, termasuk Burundi, Kenya, Rwanda dan Uganda, yang memicu tindakan dari WHO.

"Deteksi dan penyebaran cepat klade baru mpox di DRC timur, deteksinya di negara-negara tetangga yang sebelumnya tidak melaporkan mpox, dan potensi penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya sangat mengkhawatirkan," terang Tedros.

Tedros mengatakan pada Hari Rabu, WHO telah mengeluarkan dana darurat sebesar 1,5 juta dolar AS dan berencana untuk mengeluarkan lebih banyak lagi dalam beberapa hari mendatang. Rencana respons WHO akan membutuhkan dana awal sebesar 15 juta dolar AS dan badan tersebut berencana untuk meminta bantuan donor untuk pendanaan.

Ketua Komite Darurat mpox WHO Profesor Dimie Ogoina mengatakan, semua anggota dengan suara bulat setuju bahwa lonjakan kasus saat ini adalah "peristiwa luar biasa," dengan jumlah kasus yang memecahkan rekor di Kongo.

Awal minggu ini, badan kesehatan masyarakat tertinggi Afrika mengumumkan keadaan darurat mpox untuk benua itu, setelah memperingatkan infeksi virus itu menyebar pada tingkat yang mengkhawatirkan, dengan lebih dari 17.000 kasus yang diduga dan lebih dari 500 kematian tahun ini, terutama di kalangan anak-anak di Kongo.

Vaksin dan perubahan perilaku membantu menghentikan penyebaran ketika jenis mpox yang berbeda menyebar secara global, terutama di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria, dan WHO mengumumkan keadaan darurat pada tahun 2022.

Di Kongo, jalur penularan perlu dipelajari lebih lanjut, kata WHO.

Belum ada vaksin yang tersedia, meskipun upaya sedang dilakukan untuk mengubahnya dan mencari tahu siapa yang paling baik untuk menjadi sasaran. Badan tersebut juga mengimbau negara-negara yang memiliki persediaan untuk menyumbangkan vaksin.