JAKARTA - Seorang pejabat senior Hamas telah mengumumkan, kelompok militan Palestina itu tidak akan menghadiri pertemuan Doha, Qatar pada Hari Kamis untuk membahas gencatan senjata di Jalur Gaza, serta kesepakatan tentang pertukaran tahanan.
Dikatakan, langkah itu ditempuh karena sabotase yang disebabkan oleh rezim Zionis dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Jalur Gaza.
TV Al-Mayadeen Lebanon pada Hari Rabu mengutip seorang pejabat senior Hamas yang tidak disebutkan namanya mengatakan, perwakilan kelompok tersebut tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan Doha pada Hari Kamis, seperti dikutip dari IRNA 14 Agustus.
Pejabat tersebut menggarisbawahi Hamas tidak akan menerima dimulainya perundingan baru di Doha, tanpa kepatuhan pihak lain terhadap proposal yang diajukan pada tanggal 2 Juli.
Pejabat tersebut juga menunjukkan, PM Netanyahu telah menetapkan persyaratan baru, yang akan mengganggu perundingan.
"Hamas berkomitmen pada proposal yang diajukan pada 2 Juli lalu, yang didasarkan pada resolusi Dewan Keamanan PBB dan pidato Biden, dan gerakan ini siap untuk segera memulai diskusi tentang mekanisme untuk mengimplementasikannya," ujar pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
BACA JUGA:
"Menuju perundingan baru memungkinkan penjajah Israel untuk memberlakukan kondisi baru dan menggunakan labirin perundingan untuk melakukan lebih banyak pembantaian," tambahnya.
Diketahui, Mesir, Qatar dan Amerika Serikat, sebagai mediator pembicaraan tidak langsung antara Hamas dan rezim Israel, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kedua belah pihak untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata pada tanggal 15 Agustus di Doha atau Kairo.