Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengecam keras kehadiran Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir di Kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Palestina, Hari Selasa.

Menlu Blinken mengatakan, ulah menteri sayap kanan Israel itu "menunjukkan pengabaian terang-terangan terhadap status quo bersejarah yang berkaitan dengan situs-situs suci di Yerusalem."

"Tindakan provokatif ini hanya memperburuk ketegangan pada saat yang sangat penting, ketika semua fokus seharusnya tertuju pada upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, mengamankan pembebasan semua sandera serta menciptakan kondisi untuk stabilitas regional yang lebih luas," kata Menlu Blinken dalam sebuah pernyataan, melansir The Times of Israel 14 Agustus.

Sekitar 1.600 warga Yahudi memasuki kawasan Kompleks Masjid Al Aqsa pada Hari Selasa dan melakukan ritual ibadah serta berdoa. Mereka mendapatkan pengawalan dari aparat keamanan Israel. Itu mendapatkan kecaman dari Palestina lantaran melanggar status quo yang disepakati. Ben Gvir termasuk salah satu yang hadir dan berdoa di sana.

Ben Gvir mengatakan saat berada di kawasan tersebut, kebijakannya mengizinkan orang Yahudi berdoa di sana, bertentangan dengan status quo yang mengatur situs suci tersebut.

Menanggapi itu, PM Netanyahu kembali menolak pernyataan Ben Gvir, terkait izin bagi orang Yahudi berdoa di sana.

"Penetapan kebijakan di Temple Mount secara langsung tunduk pada pemerintah dan perdana menteri," kata Kantor Perdana Menteri.

"Tidak ada kebijakan pribadi oleh menteri tertentu di Temple Mount — baik oleh menteri keamanan nasional maupun menteri lainnya. Ini adalah bagaimana keadaannya di bawah semua pemerintahan Israel," lanjut pernyataan itu.

"Insiden pagi ini di Temple Mount merupakan penyimpangan dari status quo. Kebijakan Israel di Temple Mount tidak berubah — ini adalah bagaimana keadaannya dan akan terus seperti ini," tambah pernyataan itu.

Sebelum peristiwa kemarin, Ben Gvir sudah beberapa kali mendukung warga Yahudi berdoa di kawasan tersebut. Ia juga beberapa kali mendatanginya, kendati itu selalu menuai kritik dari Palestina dan sejumlah negara.

Sementara, PM Netanyahu juga berulang kali menegaskan, status quo di kawasan tersebut tetap dan tidak berubah.

"Kantor Perdana Menteri Netanyahu telah menjelaskan bahwa tindakan Menteri Ben Gvir tidak konsisten dengan kebijakan Israel," katanya.

Diketahui, Yordania telah menjadi penjaga resmi tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem sejak 1924, dan secara terbuka diakui sebagai penjaga tempat-tempat suci Yerusalem.

"Kami akan meminta Pemerintah Israel untuk mencegah insiden serupa di masa depan," ujar Menlu Blinken.

"Amerika Serikat menegaskan kembali komitmen kami terhadap pelestarian status quo yang bersejarah dan akan terus menentang langkah-langkah sepihak yang kontraproduktif untuk mencapai perdamaian dan stabilitas serta merusak keamanan Israel," tambah Menlu Blinken.