Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Hari Selasa mengatakan, serangan militer Ukraina ke Rusia menciptakan dilema nyata bagi Presiden Vladimir Putin, menambahkan pejabat AS terus berkomunikasi dengan Ukraina tentang tindakan tersebut.

Seminggu setelah sekitar 1.000 tentara Ukraina menerobos perbatasan Rusia pada dini hari tanggal 6 Agustus dengan tank dan kendaraan lapis baja, pejabat Negeri Paman Sam mengatakan mereka masih berusaha mengetahui apa yang ingin dicapai Ukraina dengan serangannya.

Menjawab pertanyaan dari wartawan saat tiba di New Orleans, Presiden Biden mengatakan ia telah diberi pengarahan setiap empat hingga lima jam selama enam hingga delapan hari terakhir tentang tindakan Ukraina.

"Ini menciptakan dilema nyata bagi Putin," katanya, melansir Reuters 14 Agustus.

Gedung Putih mengatakan Ukraina tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang serangannya, yang terjadi di wilayah Kursk Rusia.

Pasukan Rusia pada Hari Selasa membalas pasukan Ukraina dengan melakukan serangan rudal, pesawat nirawak dan serangan udara.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre, berbicara kepada wartawan di atas Air Force One, mengatakan Washington tidak terlibat dalam operasi tersebut.

"Kami tidak ada hubungannya dengan ini," katanya.

"Kami tidak terlibat. Kami akan terus berdiskusi dengan Ukraina tentang pendekatan mereka, tetapi itu benar-benar hak mereka untuk berbicara," tambahnya.

Negeri Paman Sam diketahui telah menyediakan persenjataan senilai miliaran dolar AS ke Ukraina yang sebagian besar ditujukan untuk tujuan pertahanan, saat negara itu berusaha mengusir invasi Rusia pada Februari 2022.

Mei lalu, Presiden Biden mengizinkan Kyiv untuk meluncurkan senjata yang dipasok AS ke sasaran militer di dalam Rusia, yang digunakan untuk melakukan serangan terhadap Kota Kharkiv di timur laut Ukraina.

Di sisi lain, Presiden Putin mengatakan bahwa ia yakin operasi Ukraina ditujukan untuk meningkatkan posisi negosiasi Kyiv, menjelang kemungkinan perundingan dan memperlambat kemajuan pasukan Rusia di sepanjang garis depan.

Namun, pejabat AS mengatakan tujuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy masih belum jelas.

"Kami mencoba mencari tahu dengan tepat apa yang mereka lakukan dan tujuannya di sini dan itu masih belum 100 persen jelas," kata seorang pejabat AS.