JAKARTA - Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) mengatakan dalam sebuah pernyataan, Amerika Serikat melihat mantan Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov sebagai pengganti yang ideal untuk Presiden Volodymyr Zelensky.
"Mantan Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov saat ini dianggap sebagai kandidat yang tepat. Amerika melihat hubungan dekat Avakov dengan formasi nasionalis Ukraina dan hubungannya yang terus berlanjut dengan para pemimpin negara-negara Eropa sebagai kekuatannya," bunyi pernyataan tersebut, melansir TASS 13 Agustus.
Menurut SVR, para pejabat Gedung Putih percaya langkah ini "akan memungkinkan Barat untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk kemungkinan pembicaraan dengan Rusia dalam menyelesaikan konflik."
Menurut data Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, para elite AS semakin tidak puas dengan Presiden Zelensky, dan "suara-suara yang mempertanyakan kebijaksanaan pengiriman bantuan militer senilai miliaran dolar ke Kyiv semakin keras", baik di Partai Demokrat maupun Partai Republik.
"Zelensky mengambil langkah-langkah sembrono yang mengancam untuk meningkatkan ketegangan jauh di luar Ukraina. Kepala rezim Kyiv telah beralih ke tindakan-tindakan panik karena ia lebih mementingkan untuk mempertahankan kekuasaan dalam situasi di mana masa jabatan kepresidenannya akan berakhir pada tanggal 20 Mei. Meskipun demikian, Washington sedang mencari opsi untuk mengganti pemimpin Ukraina dengan seseorang yang lebih mudah diatur, tidak terlalu korup dan akan sesuai dengan semua sekutu Barat Ukraina," urai SVR.
Lebih jauh badan intelijen tersebut mencatat, "Pemerintah AS telah menginstruksikan LSM-LSM yang berafiliasi dengan mereka untuk membuat skenario Avakov berkuasa di Ukraina."
BACA JUGA:
"Masalah ini sedang didiskusikan dengan para pemimpin partai-partai oposisi utama Ukraina, Yulia Timoshenko dari Batkivshchina dan Pyotr Poroshenko dari Solidaritas Eropa, serta dengan sejumlah anggota Verkhovna Rada (parlemen) yang berpengaruh yang mewakili partai Pelayan Rakyat yang berkuasa. Ada rencana untuk meluncurkan kampanye informasi besar-besaran untuk mendiskreditkan Zelensky agar dia mundur," kata pernyataan itu.
"Tampaknya ketika Amerika sedang mencari kucing hitam di ruangan gelap, yaitu seorang politisi yang waras dalam kepemimpinan Ukraina pasca-Maidan, Ukraina secara perlahan tapi pasti berubah menjadi lubang hitam Eropa. Satu-satunya dasar nyata untuk pembicaraan tetap tidak berubah seperti yang telah berulang kali diklarifikasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah akan ada topik pembicaraan," simpul SVR.