JAKARTA - Perusahaan penyewaan helikopter mengungkapkan, pilot yang tewas dalam kecelakaan Hari Senin, ketika sebuah helikopter menabrak hotel di Cairns, Australia pada Hari Senin adalah karyawan perusahaan yang tidak memiliki izin terbang
Nautilus Aviation mengatakan pada Hari Selasa, pilot tersebut telah bekerja di perusahaan tersebut selama empat bulan. Ia menghadiri pesta pada malam sebelum kecelakaan untuk merayakan promosinya ke pekerjaan kru darat dengan perusahaan di pangkalan lain.
"Ini bukan acara kerja dan dikoordinasikan oleh teman-temannya," kata pernyataan itu, melansir CNN 13 Agustus.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNN, DoubleTree by Hilton Cairns mengatakan bahwa semua tamu - 421 orang dewasa dan 50 anak-anak, ditambah dua staf - telah dievakuasi dengan selamat.
Ratusan tamu dan staf Hotel DoubleTree by Hilton dievakuasi ketika sebuah helikopter menabrak gedung di dekat Cairns Esplanade, kawasan pejalan kaki di tepi pantai yang populer bagi para pelancong di Kota Queensland pada Senin dini hari.
Kobaran api membumbung tinggi ke langit malam setelah pesawat tersebut terbakar, menumpahkan bahan bakar ke seluruh bagian atas hotel, merusak beberapa jendela bagian atas gedung berlantai tujuh tersebut.
Dua orang wisatawan yang sedang tidur di lantai atas hotel dibawa ke rumah sakit dengan luka ringan.
Penjabat Asisten Komisioner Kepolisian Queensland Shane Holmes mengatakan pada Hari Senin, pilot itu melakukan "penerbangan yang tidak sah," namun menolak berkomentar mengenai apakah helikopter tersebut telah dicuri atau apakah kecelakaan tersebut disengaja, mengatakan semua jalur penyelidikan tetap terbuka.
Sementara, Angus Mitchell, kepala komisaris Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB), mengatakan para penyelidik yakin helikopter tersebut lepas landas dari hanggar penerbangan umum di Bandara Cairns, sekitar 5 kilometer (3 mil) dari hotel.
"Kami tahu bahwa jarak pandang saat itu sangat buruk dan kemungkinan terjadi hujan," katanya.
BACA JUGA:
"Kami ingin memahami perlengkapan helikopter, tetapi juga kemungkinan apa yang dilakukan helikopter pada saat itu dan jenis penerbangannya," lanjutnya.
Penyelidik lain yang dilakukan termasuk unit kecelakaan forensik dan ATSB, yang mengirim tim ke lokasi kecelakaan pada Hari Senin untuk mengumpulkan bukti dan melakukan wawancara.
Biro tersebut meminta para saksi yang memiliki foto atau video helikopter tersebut untuk menghubungi pihak berwenang melalui situs webnya.