JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joe Biden mengecam kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir ke Temple Mount atau kompleks Masjid Al Aqsa pada Hari Selasa, mengatakan tidak dapat diterima dan menciptakan gesekan langsung antara pemerintah baru Israel dan Amerika Serikat.
"Amerika Serikat berdiri teguh untuk pelestarian status quo bersejarah sehubungan dengan tempat-tempat suci di Yerusalem. Kami menentang setiap tindakan sepihak yang melemahkan status quo bersejarah. Mereka tidak dapat diterima,: kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, dilansir dari The Jerusalem Post 4 Januari.
Dia menggarisbawahi, Pemerintahan Presiden Biden mengharapkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya untuk mempertahankan status quo itu.
"Kami mencatat fakta, platform pemerintahan Netanyahu menyerukan pelestarian status quo bersejarah terkait dengan tempat-tempat suci. Kami berharap dia menindaklanjuti komitmen itu... dalam perkataan dan praktik, itulah yang akan kami awasi," tegas Price.
Price mengatakan para pejabat AS telah berbicara pada Selasa dengan rekan-rekan Israel mereka di pemerintahan baru, termasuk Kantor Perdana Menteri, dan substansinya mirip dengan apa yang dia sampaikan kepada wartawan.
Lebih jauh dijelaskannya, Presiden AS Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah berulang kali "menggarisbawahi perlunya mempertahankan status quo bersejarah di al-Haram al-Sharif/Tample Mount," kata Price.
"Kami akan sangat jelas dalam menentang setiap langkah sepihak yang menghambat prospek solusi dua negara lebih jauh ke belakang," sebut Price, menambahkan ini juga termasuk mengurangi ketegangan dan menghindari langkah-langkah yang memperburuk kekerasan.
Terpisah, Kantor Perdana Menteri mengatakan, "PM Netanyahu berkomitmen untuk mempertahankan status quo secara ketat," menolak peringatan Hamas dari hari sebelumnya, bahwa kunjungan Ben-Gvir akan dianggap sebagai tindakan perang.
"Kami tidak akan didikte oleh Hamas. Di bawah status quo, menteri telah naik ke Temple Mount dalam beberapa tahun terakhir, termasuk menteri keamanan publik Gilad Erdan. Oleh karena itu, klaim bahwa perubahan telah dilakukan dalam status quo tidak berdasar," jelas kantor Netanyahu.
Diketahui, Ben-Gvir, bersama dengan banyak anggota pemerintahan baru PM Netanyahu, percaya status quo harus diubah sehingga orang Yahudi dapat beribadah di situs tersebut.
Sedangkan PM Netanyahu bersikeras dia tidak akan mengizinkan ibadah Yahudi dan kunjungan Ben-Gvir sesuai dengan status quo.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Ben-Gvir mengunjungi Kompleks Masjid Al Aqsa Selasa kemarin. Seorang pejabat Israel mengatakan, kunjungan 15 menit oleh Ben-Gvir, seorang anggota senior kabinet nasionalis-agama baru Netanyahu, sesuai ketentuan sejak beberapa dekade yang lalu yang memungkinkan non-Muslim untuk berkunjung dengan syarat mereka tidak berdoa. Ben-Gvir dalam kesempatan tersebut tidak mendekati masjid tersebut.
"Tample Mount terbuka untuk semua," kata Ben-Gvir di Twitter, usai kunjungan kemarin.
Ben-Gvir mengatakan, kebebasan bergerak akan ditegakkan di kompleks tersebut, tanpa menyebutkan kebebasan beribadah.