JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengantisipasi gelombang serangan Rusia, usai puluhan tentara Moskow tewas di Donetsk, kendati dia tidak menyinggung peristiwa tersebut dalam rekaman video pidatonya Hari Selasa.
Jumlah tentara Rusia yang menjadi korban tewas dalam serangan malam tahun baru di Donetsk bertambah menjadi 89, setelah sebelumnya diumumkan sebanyak 63 orang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang jarang mengomentari serangan militer khusus Ukraina, tidak menyebutkan serangan itu dalam pidato video pada Hari Selasa, di mana dia mengatakan Rusia akan melancarkan serangan besar untuk meningkatkan posisinya dalam peperangan.
"Kami tidak ragu bahwa penguasa Rusia saat ini akan membuang semua yang mereka miliki, semua orang yang dapat mereka kumpulkan untuk mencoba mengubah gelombang perang dan setidaknya menunda kekalahan mereka," kata Presiden Zelensky dalam sebuah pidato video, melansir Reuters 4 Januari.
"Kita harus menggagalkan skenario Rusia ini. Kita sedang mempersiapkan ini. Para teroris harus kalah. Setiap upaya ofensif baru mereka harus gagal," lanjutnya.
Sementara itu, militer Ukraina mengatakan telah melancarkan serangan yang mengakibatkan hilangnya peralatan Rusia dan kemungkinan personel di dekat Makiivka. Tapi itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia pada Hari Rabu menyalahkan penggunaan ponsel secara ilegal oleh tentaranya, atas serangan rudal mematikan Ukraina yang menewaskan 89 prajurit saat malam tahun baru, meningkatkan jumlah korban tewas yang dilaporkan secara signifikan.
Serangan di sebuah sekolah yang diubah menjadi markas militer di Makiivka, Donetsk telah memicu kemarahan di kalangan nasionalis Rusia dan beberapa anggota parlemen, mempertanyakan strategi militer yang digunakan di sana.
Sebagian besar kemarahan di media sosial diarahkan pada komandan militer daripada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang belum berkomentar secara terbuka tentang serangan tersebut yang merupakan pukulan lain, setelah kemunduran pasukan Rusia di medan perang dalam beberapa bulan terakhir.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, empat rudal Ukraina menghantam barak sementara Rusia di sebuah perguruan tinggi kejuruan di Makiivka, kota kembar dari ibukota regional Donetsk yang diduduki Rusia di Ukraina timur.
BACA JUGA:
Meskipun penyelidikan resmi telah diluncurkan, alasan utama serangan itu jelas adalah penggunaan ponsel secara ilegal oleh prajurit, kata Kementerian Pertahanan.
"Faktor ini memungkinkan musuh untuk melacak dan menentukan koordinat lokasi tentara untuk serangan rudal," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan tepat setelah pukul 1 pagi di Moskow pada Hari Rabu.
Sementara, blogger nasionalis Rusia dan beberapa pejabat pro-Rusia di wilayah tersebut menyebutkan, jumlah korban tewas di Makiivka mencapai ratusan, meskipun beberapa mengatakan bahwa perkiraan tersebut dibesar-besarkan.