Bagikan:

JAKARTA - Kunjungan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir ke Kompleks Masjid Al Aqsa dapat "menyebabkan ledakan di seluruh wilayah," kata Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Hari Selasa.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan baru Israel Itamar Ben-Gvir secara singkat mengunjungi kompleks masjid Al Aqsa di Yerusalem pada Hari Selasa, sebuah situs yang juga dihormati oleh orang Yahudi, yang memicu kecaman keras dari Palestina dan beberapa negara Arab.

Rekaman video menunjukkan dia berjalan-jalan di pinggiran kompleks, dikelilingi oleh pengamanan ketat dan diapit oleh sesama Yahudi Ortodoks.

Mengenai kunjungan Ben-Gvir ke Temple Mount, nama Yahudi untuk situs tersebut, Nasrallah mengatakan, "pelanggaran tempat-tempat suci di Yerusalem dapat menyebabkan eskalasi regional," dilansir dari Haaretz 4 Januari.

"Saya katakan kepada para pendukung Israel, jika Anda tidak menginginkan perang regional lain selain perang di Ukraina dan Rusia, maka hentikan Israel dari mengambil langkah bodoh," tegasnya.

"Apa yang terjadi di kompleks Al Aqsa dan sikap terhadap warga Palestina dari banyak negara Arab, menjamin mereka beralih ke arah yang berbahaya. Jika Masjid Al Aqsa dan tempat-tempat suci dirusak, itu tidak akan merusak situasi di dalam Palestina saja, tetapi di seluruh wilayah," Nasrallah memperingatkan.

hasan nasrallah
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. (Wikimedia Commons/Khamenei.ir)

"Kami memberi tahu setiap negara di dunia, jika Anda tidak menginginkan perang di kawasan ini, Anda harus mengekang ekstremis gila ini," tukasnya.

Kunjungan Ben-Gvir yang menuai kritik internasional tersebut, dilakukan setelah dia membuat pernyataan ingin mengubah status quo agama yang sudah lama ada di tempat suci itu, untuk mengizinkan orang Yahudi berdoa di sana.

Menjelang pemilihan, Ben-Gvir menyatakan akan menuntut agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperkenalkan "hak yang sama untuk orang Yahudi" di Kompleks Masjid Al Aqsa.

"Temple Mount terbuka untuk semua," kata Ben-Gvir di Twitter, usai kunjungan kemarin.

Seorang pejabat Israel mengatakan, kunjungan 15 menit oleh Ben-Gvir, seorang anggota senior kabinet nasionalis-agama baru Netanyahu, sesuai ketentuan sejak beberapa dekade yang lalu yang memungkinkan non-Muslim untuk berkunjung dengan syarat mereka tidak berdoa. Ben-Gvir dalam kesempatan tersebut tidak mendekati masjid tersebut.

Ben-Gvir mengatakan, kebebasan bergerak akan ditegakkan di kompleks tersebut, tanpa menyebutkan kebebasan beribadah.

Guna meredakan kemarahan atas kunjungan tersebut, seorang pejabat di kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, perdana menteri berkomitmen penuh pada status quo situs yang telah puluhan tahun hanya mengizinkan ibadah Muslim di sana, seperti mengutip Reuters.

Diketahui, kutukan atas kunjungan datang dari sejumlah negara, termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab yang mengakui Israel. Arab Saudi, di mana Netanyahu ingin menjalin kesepakatan damai, juga mengkritik tindakan Ben-Gvir. Turki, yang baru-baru ini mengakhiri keretakan diplomatik lama dengan Israel, mengutuk kunjungan itu sebagai "provokatif".