JAKARTA - Kunjungan menteri Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa yang memicu kecaman dunia internasional, termasuk Amerika Serikat, dinilai mantan perdana menteri negara itu sebagai langkah tidak bertanggung jawab.
Menteri Keamanan Nasional Israel yang baru Itamar Ben-Gvir mengunjungi Kompleks Masjid Al Aqsa yang dalam bahasa Yahudi disebut Temple Mount pada Hari Selasa. Itu langsung mendapat respon negatif, dinilai 'melanggar status quo' dan dapat menimbulkan eskalasi regional menurut Kelompok Hizbullah.
Ini juga mengundang kritik pedas dari mantan perdana menteri Yair Lapid, pemimpin Partai Yesh Atid yang sekarang menjadi oposisi, menyoroti kelemahan pemimpin saat ini Benjamin Netanyahu.
"Inilah yang terjadi ketika seorang perdana menteri yang lemah dipaksa untuk mempercayakan orang yang paling tidak bertanggung jawab di Timur Tengah ke tempat paling meledak di Timur Tengah," tulis Lapid di Twitter, seperti dikutip 4 Januari.
"Negara Israel tidak menerima perintah dari siapa pun mengenai keamanannya, tetapi bertengkar dengan separuh dunia hanya agar Ben Gvir menghabiskan 13 menit di Temple Mount adalah sikap tidak bertanggung jawab politik dan kelemahan luar biasa Netanyahu di depan para menterinya," cuit Lapid lagi.
מדינת ישראל לא מקבלת תכתיבים מאף אחד לגבי בטחונה, אבל לריב עם חצי עולם רק כדי שבן גביר יבלה 13 דקות על הר הבית זה חוסר אחריות מדיני וחולשה מדהימה של נתניהו מול שריו.
— יאיר לפיד - Yair Lapid (@yairlapid) January 3, 2023
Terpisah, Kantor Perdana Menteri mengatakan, "PM Netanyahu berkomitmen untuk mempertahankan status quo secara ketat," menolak peringatan Hamas dari hari sebelumnya, bahwa kunjungan Ben-Gvir akan dianggap sebagai tindakan perang.
"Kami tidak akan didikte oleh Hamas. Di bawah status quo, menteri telah naik ke Temple Mount dalam beberapa tahun terakhir, termasuk menteri keamanan publik Gilad Erdan. Oleh karena itu, klaim bahwa perubahan telah dilakukan dalam status quo tidak berdasar," jelas kantor Netanyahu, seperti dilansir dari The Jerusalem Post 4 Januari.
Ben-Gvir bertemu dengan PM Netanyahu pada Senin malam, menjelaskan rencana kunjungannya pada Selasa pagi. Partai Likud mengonfirmasi, setelah berkonsultasi dengan pejabat lembaga keamanan, Netanyahu tidak keberatan dengan perjalanan Ben-Gvir.
Erdan, yang sekarang menjadi Duta Besar Israel untuk PBB di New York, men-tweet foto dirinya di Temple Mount dari masanya sebagai menteri keamanan publik.
BACA JUGA:
"Israel telah mempertahankan status quo selama bertahun-tahun, meskipun mendiskriminasi orang Yahudi [dan] Kristen yang hanya bisa berkunjung, bukan berdoa. Siapa pun yang mengatakan berbeda membahayakan keamanan (dan) stabilitas," tulisnya.
Diketahui, Ben-Gvir, bersama dengan banyak anggota pemerintahan baru PM Netanyahu, percaya status quo harus diubah sehingga orang Yahudi dapat beribadah di situs tersebut.
Sedangkan PM Netanyahu bersikeras dia tidak akan mengizinkan ibadah Yahudi dan kunjungan Ben-Gvir sesuai dengan status quo.