JAKARTA - Tidak adanya jaminan Israel berhenti melancarkan serangan militernya di Gaza, Palestina usai menjalani perundingan senjata membuat Hamas merespons tegas.
Hal itu dikatakan Pejabat Hamas Osama Hamdan menanggapi isu yang dilempar sejumlah media di Israel soal perundingan baru Hamas-Israel bakal segera digelar.
“Kami tidak memerlukan negosiasi baru,” katanya kepada Al Jazeera Arab pada Sabtu 25 Mei waktu setempat.
"Tidak ada jaminan mereka [Israel] menerima proposal baru untuk melakukan negosiasi… Jika tidak ada jaminan yang serius, ini berarti memberi Israel lebih banyak waktu untuk melanjutkan agresi,” tambahnya.
Awal Mei ini, Hamas diketahui telah menyetujui proposal gencatan senjata selama tujuh bulan di Gaza. Proposal itu diajukan oleh mediator, Qatar dan Mesir meskipun Israel mengatakan proposal tersebut tidak memenuhi tuntutan mereka.
BACA JUGA:
Kemarin Sabtu, media Israel melaporkan para pejabat yang terlibat dalam perundingan belum lama ini mengatakan, pemerintah Israel bermaksud memperbarui pembicaraan mengenai kesepakatan pembebasan tawanan di Gaza dalam beberapa hari mendatang, setelah pertemuan dengan mediator di Paris.
Menurut laporan tersebut, kepala intelijen Israel David Barnea telah menyetujui draft tawaran baru untuk negosiasi yang sempat terhenti belum lama ini.
Tawaran baru ini dirancang oleh tim perunding Israel dan berisi kemungkinan solusi terhadap poin-poin ketidaksepakatan dalam perundingan sebelumnya.
Namun, para pejabat kementerian pertahanan percaya bahwa meskipun Israel menyetujui gencatan senjata sementara, Israel akan kembali melanjutkan serangannya.
Hamas menegaskan bahwa mereka tidak bersedia menerima gencatan senjata sementara. Hamas menekankan mengakhiri peperangan harus bersifat permanen.