JAKARTA - Kementerian luar negeri Israel memanggil wakil duta besar Turki terkait tindakan kedutaan Turki di Tel Aviv menurunkan benderanya setengah tiang sebagai respons berkabung atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
“Negara Israel tidak akan mentolerir ungkapan duka atas pembunuh seperti Ismail Haniyeh,” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz dilansir Reuters, Jumat, 2 Agustus.
Haniyeh terbunuh di Teheran saat berada di sana untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Israel belum menyatakan bertanggungjawab atas kematiannya.
Namun Iran dan sekutunya termasuk Hamas dan Hizbullah menyebut Israel melakukan pembunuhan tersebut dan bersumpah akan membalas dendam.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan 2 Agustus, sebagai hari berkabung nasional untuk Haniyeh.
Katz mengatakan Haniyeh pernah menjadi pemimpin Hamas selama serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing.
BACA JUGA:
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki Oncu Keceli menanggapi pernyataan Katz di platform media sosial X. "Anda tidak dapat mencapai perdamaian dengan membunuh negosiator, mengancam diplomat," katanya merujuk pada pembunuhan Haniyeh.
Ketegangan antara Israel dan Turki meningkat tajam sejak dimulainya perang di Gaza, yang menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina.