Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus berduka atas penembakan yang terjadi di sebuah sekolah dasar di Texas, Amerika Serikat yang menewaskan sedikitnya 19 murid dan dua guru, menyerukan kontrol senjata yang lebih besar.

Orang-orang yang berkumpul di Lapangan St. Peter, Vatikan untuk audiensi umum mingguannya, memuji apa yang disampaikan Paus sehari setelah tragedi penembakan di sekolah yang terburuk di AS selama satu dekade terakhir.

"Saya patah hati dengan pembantaian di sekolah dasar di Texas. Saya berdoa untuk anak-anak dan orang dewasa yang terbunuh dan untuk keluarga mereka," ujar Paus Fransiskus, melansir Reuters 25 Mei.

"Sudah saatnya untuk mengatakan 'cukup' untuk perdagangan senjata yang tidak pandang bulu. Mari kita semua membuat komitmen agar tragedi seperti ini tidak terulang lagi," seru Paus Fransiskus.

Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 19 anak dan dua guru tewas dalam tragedi penembakan di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, sebuah kota sekitar 80 mil (130 km) barat San Antonio. Tersangka yang diidentifiaksi bernama Salvador Ramos (18) tewas ditembak petugas. Motifnya tidak segera jelas.

"Dia menembak dan membunuh secara mengerikan, tidak dapat dipahami, 14 siswa dan membunuh seorang guru. Ramos, penembaknya, dia sendiri sudah meninggal dan diyakini bahwa petugas yang merespons membunuhnya," terang Gubernur Greg Abbott dalam konferensi pers.

Terpisah, berbicara dari Gedung Putih beberapa jam kemudian, Presiden AS Joe Biden yang tampak terguncang, mendesak orang Amerika Serikat untuk menentang lobi senjata AS yang kuat secara politik, yang ia tuduh menghalangi pemberlakuan undang-undang keamanan senjata api yang lebih keras.

Presiden Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang setiap hari sampai matahari terbenam pada Hari Sabtu untuk memperingati tragedi itu.