Presiden Biden Tinggalkan Asia, Korea Utara Luncurkan Tiga Rudal Balistik
Uji coba peluncuran rudal ICBM Hwasong-17 Korea Utara beberapa waktu lalu. (Sumber: KCNA)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik di lepas pantai timurnya pada Rabu, kata militer Seoul, hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengakhiri kunjungan Asia ke Jepang dan Korea Selatan

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan tiga peluncuran rudal balistik ditembakkan dalam waktu kurang dari satu jam dari daerah Sunan, ibu kota Korea Utara, Pyongyang, melansir Reuters 25 Mei.

Sementara, Jepang melaporkan setidaknya dua peluncuran, tetapi mengakui bahwa mungkin ada lebih banyak lagi. Salah satu rudal terbang dengan jarak sekitar 750 km (465 mil) hingga ketinggian maksimum 50 km dan tampaknya mampu mengubah lintasannya dalam penerbangan, kata Kementerian Pertahanan Jepang. Rudal lain terbang sekitar 300 km dan mencapai ketinggian maksimum 550 km, katanya.

Penyiar Jepang NHK mengatakan rudal itu tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.

Terpisah, Komando Indo-Pasifik militer A.S. mengatakan telah mengetahui 'beberapa' peluncuran. Mereka menyoroti dampak destabilisasi dari program senjata gelap DPRK, tetapi tidak menimbulkan ancaman langsung, katanya dalam sebuah pernyataan, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Biden, yang meninggalkan Jepang pada Selasa malam, telah diberitahu tentang peluncuran tersebut dan akan terus menerima pembaruan.

Sebelumnya, Pejabat AS dan Korea Selatan baru-baru ini memperingatkan, Korea Utara tampaknya siap untuk uji senjata lain, mungkin selama kunjungan Biden, yang merupakan perjalanan pertamanya ke Asia sebagai presiden.

Diketahui, Korea Utara telah melakukan serangkaian peluncuran rudal tahun ini, mulai dari senjata hipersonik hingga uji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun. Korea Utara Tampaknya juga sedang bersiap untuk menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.