Bagikan:

JAKARTA - Pesawat yang membawa Wakil Presiden AS Kamala Harris mendarat mulus di Korea Selatan, Kamis 29 September. Kedatangan Kamala Harris sebelumnya diwarnai insiden peluncuran dua rudal balistik jarak pendek milik Korut.

Kamala Harris akan mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dijaga ketat oleh pasukan Korea Utara dan Selatan. Namun Harris di sana untuk memperkuat aliansi keamanan dengan Seoul, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Berbicara menjelang pertemuannya dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Harris mengatakan aliansi negara-negara itu adalah kunci utama keamanan dan kemakmuran di semenanjung Korea.

"Saya di sini untuk memperkuat kekuatan aliansi kita dan memperkuat kerja sama kita," ucap Harris.

Washington menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan untuk membantu melindunginya dari Utara, dan sekutunya melakukan latihan angkatan laut bersama skala besar minggu ini untuk unjuk kekuatan melawan Korea Utara.

Perjalanan Harris ke zona demiliterisasi (DMZ) kemungkinan akan membuat marah Pyongyang, yang mencap Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi sebagai perusak terburuk perdamaian internasional ketika dia mengunjungi perbatasan pada Agustus lalu.

Harris tiba di Seoul setelah melakukan lawatan ke Jepang. Di sana dia menghadiri pemakaman mantan perdana menteri Shinzo Abe yang terbunuh.

Masalah keamanan akan mendominasi pertemuan Harris dengan Yoon. Namun Korsel juga harap-harap cemas dengan UU yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden, menghapus subsidi untuk mobil listrik yang dibangun di luar Amerika. Dikhawatirkan berdampak pada pembuat mobil Korea seperti Hyundai dan KIA.

Sebelumnya, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya. Peluncuran rudal itu dilakukan dua hari setelah pasukan Korea Selatan dan AS melakukan latihan militer di perairan lepas pantai timur Selatan yang melibatkan sebuah kapal induk. Pada hari Minggu kemarin, Korea Utara telah menembakkan rudal balistik lain ke arah laut di lepas pantai timurnya.

Rudal-rudal itu diluncurkan dari daerah Sunan di Pyongyang, ibu kota Korea Utara, antara pukul 18:10 dan 18:20 waktu setempat, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

"Militer kami telah memperkuat pengawasan dan kewaspadaan sambil bekerja sama erat dengan Amerika Serikat," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Penjaga pantai Jepang juga melaporkan dugaan uji coba rudal balistik. Bagi Menteri Pertahanan Toshiro Ino sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.

"Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik berulang, menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan dan masyarakat internasional," kata Ino.