JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden sedang mempertimbangkan perjalanan ke Zona Demiliterisasi Korea (DMZ), saat melakukan kunjungan ke Asia akhir bulan ini, menurut Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki.
Presiden Biden diperkirakan akan mengunjungi Korea Selatan dan Jepang mulai 20-24 Mei dan mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang.
Psaki mengatakan, Gedung Putih masih menyelesaikan rincian jadwal kunjungan ke Asia. Tetapi, perjalanan ke DMZ yang memisahkan kedua Korea dan dijaga ketat adalah langkah yang diambil oleh banyak pejabat yang mengunjungi wilayah tersebut.
Beberapa mantan Presiden AS, termasuk Joe Biden sendiri sebelum menjadi presiden, telah mengunjungi DMZ. Tetapi, mantan Presiden Donald Trump menjadi orang pertama yang bertemu dengan pemimpin Korea Utara di sana, ketika dia mengadakan pertemuan ketiga dengan Kim Jong-un pada Juni 2019 sebagai bagian dari usahanya yang gagal, untuk membujuknya agar menghentikan program nuklir dan misilnya.
DMZ sering digambarkan sebagai perbatasan terakhir Perang Dingin di dunia, telah ada sejak Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.
Psaki mengulangi penilaian AS, Korea Utara bisa siap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh pada awal bulan ini. Korea Utara belum menguji bom nuklir sejak 2017, tetapi melanjutkan pengujian rudal balistik antarbenua tahun ini.
"Kami berbagi informasi ini dengan sekutu dan mitra, serta berkoordinasi erat dengan mereka," sebut Psaki, melansir Reuters 13 Mei.
Korea Utara baru-baru ini meningkatkan uji coba senjata dan melanjutkan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) tahun ini untuk pertama kalinya sejak 2017.
Para pejabat AS dan Korea Selatan telah mengatakan selama berminggu-minggu, ada tanda-tanda pembangunan baru di Punggye-ri, satu-satunya situs uji coba nuklir Korea Utara yang diketahui, dengan Pyongyang dapat segera menguji bom lain.
BACA JUGA:
Kemarin, Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik ke laut di lepas pantai timurnya, Korea Selatan dan Jepang mengatakan, dalam tes terbarunya yang bertujuan untuk memajukan program senjatanya, tak lama setelah negara itu melaporkan wabah COVID-19 untuk pertama kalinya.
Kendati mengutuk peluncuran terbaru, Departemen Luar Negeri AS mengatakan tetap berkomitmen untuk pendekatan diplomatik dengan Korea Utara, mengulangi seruan bagi Pyongyang untuk kembali berdialog.