JAKARTA - Rusia pada Rabu menuntut permintaan maaf resmi dari Polandia dan mengancam kemungkinan pembalasan di masa depan atas protes di mana duta besar Moskow untuk Warsawa disiram dengan cat merah.
Duta Besar Rusia untuk Polandia Sergey Andreev, diserang pengunjuk rasa yang menyiramkan cat merah sebagai protes intervensi Rusia di Ukraina, saat ia pergi untuk meletakkan bunga di Pemakaman Militer Soviet di Warsawa Senin lalu, memicu reaksi marah dari Moskow.
Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Polandia Krzysztof Krajewski untuk menerima protes yang diajukan oleh Moskow.
"Rusia mengharapkan permintaan maaf resmi dari kepemimpinan Polandia sehubungan dengan insiden itu, menuntut keselamatan duta besar Rusia dan semua karyawan lembaga asing Rusia di Polandia," kata kementerian dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 12 Mei.
"Keputusan tentang langkah lebih lanjut akan diambil tergantung pada reaksi Warsawa terhadap tuntutan kami," lanjut pernyataan itu.
Pada Rabu sore, cat merah berceceran di pintu masuk Kedutaan Besar Polandia di Moskow, kata juru bicara kementerian luar negeri Polandia.
Terpisah, Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau mengatakan, pihak berwenang telah memperingatkan Andreev, menghadiri peringatan di pemakaman pada Hari Senin, terkait kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, berisiko memprovokasi sebuah insiden, menurut kantor berita PAP yang dikelola pemerintah.
"Namun, apa yang terjadi sama sekali tidak mengubah posisi kami, bahwa perwakilan diplomatik negara asing berhak atas perlindungan. Tidak peduli seberapa besar kami merasa perlu untuk tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang diwakili oleh diplomat itu," terang Rau.
BACA JUGA:
Diketahui, Hubungan antara Rusia dan Barat menjadi tegang sejak Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata negara dan melindunginya dari "fasis".
Lebih dari 3 juta orang Ukraina telah melarikan diri ke Polandia, yang secara konsisten berargumen bahwa sanksi Barat yang dikenakan pada Moskow akan keras, dan telah mengusir 45 diplomat Rusia, yang memicu tanggapan balasan dari Moskow.
Sementara, Ukraina dan Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan bahwa Moskow melancarkan tindakan agresi yang tidak beralasan terhadap tetangganya.