JAKARTA - Korea Utara telah menembakkan setidaknya satu proyektil tak dikenal ke Laut Timur, kata Kepala Staf Gabungan (JCS) militer Korea Selatan, Kamis 25 Maret, melansir Korea times.
Belum diketahui rincian dari penambakan rudal kali ini, termasuk berapa banyak dan jenis rudal yang digunakan.
Ini menandai peluncuran rudal kedua Korea Utara dalam seminggu, setelah sebelumnya Korea Utara melakukan penembakan rudal jelajahnya di lepas pantai barat pada akhir pekan lalu.
Sementara, Pemerintah Jepang melaporkan bahwa proyektil itu bisa jadi rudal balistik, mengutip. Korea Utara terakhir kali menembakkan rudal balistik pada Maret tahun lalu.
"Itu mungkin rudal balistik. Itu belum masuk dalam wilayah Jepang dan diyakini tidak masuk dalam zona ekonomi eksklusif Jepang" kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang, melansir Reuters.
Penjaga pantai Jepang memperingatkan kapal agar tidak mendekati benda yang jatuh dan malah meminta mereka untuk memberikan informasi kepada penjaga pantai.
Sementara rudal jelajah tidak dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Korea Utara, rudal balistik dikenai sanksi internasional. Pyongyang telah mempertahankan moratorium yang diberlakukan sendiri pada pengujian rudal nuklir dan jarak jauh sejak akhir 2017.
Uji coba penembakan rudal pada hari ini, terjadi hanya sehari setelah Presiden Amerikas Serikat Joe Biden mengatakan tidak banyak yang berubah, meskipun Korea Utara meluncurkan rudal jelajah pada Hari Minggu. Pemerintah Amerika Serikat tidak menganggapnya sebagai provokasi.
Rudal balistik memiliki jangkauan yang jauh lebih jauh daripada rudal jelajah, dengan ukuran yang sama dan bergerak cepat di sepanjang jalur penerbangannya. Rudal balistik juga dianggap lebih mengancam, karena dirancang untuk mengirimkan senjata nuklir.
BACA JUGA:
Peluncuran terbaru datang ketika pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyelesaikan tinjauan kebijakan Korea Utara.
Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korea Utara Choe Son-hui pekan lalu mengatakan, setiap kontak dan dialog dengan Amerika Serikat hanya dapat dilakukan ketika Washington menarik kembali kebijakan permusuhan ke arahnya.
Amerika Serikat dijadwalkan mengadakan pertemuan keamanan dengan Korea Selatan dan Jepang minggu depan untuk membahas bagaimana menangani masalah yang melibatkan Korea Utara.