JAKARTA - Sempat menjadi teka-teki, jenis proyektik yang ditembakkan Korea Utara dalam uji coba kemarin merupakan rudal hipersonik, sebut media negara KCNA, Rabu.
Korea Utara menembakkan rudal ke laut di lepas pantai timurnya, kata militer Korea Selatan, ketika Pyongyang meminta Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk membatalkan 'standar ganda' mereka pada program senjata untuk memulai kembali pembicaraan diplomatik dalam Sidang Majelis Umum ke-76 PBB.
Uji coba kemarin melibatkan rudal hipersonik yang baru dikembangkan oleh Korea Utara. Pengembangan sistem senjata meningkatkan kemampuan pertahanan Korea Utara, kata KCNA.
Sama seperti tiga uji coba penembakan rudal sebelumnya yang dilakukan, sepanjang bulan ini, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak hadir langsung untuk mencermati jalannya uji coba.
"Dalam uji peluncuran pertama, para ilmuwan pertahanan nasional mengkonfirmasi kontrol navigasi dan stabilitas rudal di bagian aktif," kata laporan itu, mengutip Reuters 29 September.
Dikatakan, rudal yang disebut sebagai Hwasong-8 tersebut meluncur sesuai dengan spesifikisai teknis yang dimiliki, termasuk kemampuan manuver pemandu dan karakteristik penerbangan meluncur dari hulu ledak peluncur hipersonik yang terlepas."
Korea Utara dan Korea Selatan sama-sama menguji coba rudal balistik pada 15 September, serangan terakhir dalam perlombaan senjata di mana kedua negara telah mengembangkan senjata yang semakin canggih sementara upaya-upaya terbukti sia-sia untuk membuat pembicaraan berlangsung dalam meredakan ketegangan.
Diketahui, sebelum uji coba kemarin, Korea Utara sudah melakukan tiga uji coba lainnya sepanjang bulan ini. Pertama, keberhasilan meluncurkan rudal jelajah yang mampu terbang hingga 1.500 kilometer.
BACA JUGA:
Selang dua hari kemudian, Pyongyang menyebut telah melakukan uji coba meluncurkan dua rudal balistik miliknya. Hanya berselang sehari kemudian, Korea Utara juga melakukan uji coba penembakan rudal berbasis kereta.